Tuesday, December 27, 2011

SISTEM PENANGGALAN CHINA


A.     Definisi dan Sejarah Penanggalan China
Kalender China disebut sebagai Yin Yang Li[1] yang berarti Penanggalan Bulan-Matahari (Lunisolar Calendar). Ada juga yang menyebutnya Tarikh Imlik. Sebagian lagi menyebutnya kalender Khongcu Lik/ Tarikh Khongcu atau tarikh bulan, karena berdasarkan perhitungan lama bulan mengitari bumi yaitu 29,5 hari. Tarikh ini memang bukan tarikh bulan murni karena disamping berdasarkan peredaran bulan dicocokkan pula dengan peredaran musim yang dipengaruhi letak matahari. Sehingga penanggalan ini dapat digunakan untuk menentukan bulan baru dan purnama, dapat juga untuk menentukan peredaran musim, maka disebut juga Im Yang Lik (Luni Solar Calender).[2]
Aturan penanggalannya didasarkan pada:
1.      Sejarah dan Perhitungan Tahun Matahari/ Surya (Yang Lik, Solar System)[3]
Adalah suatu perhitungan tahun yang didasarkan pada revolusi dan rotasi bumi. Dasar perhitungannya adalah:
a.       Kala rotasi bumi selama 24 jam
b.      Kala revolusi bumi: 365,25 X kala rotasi bumi = 365,25 hari = 1 tahun
Adanya angka yang tidak bulat di atas, maka perhitungan tahun dilakukan dengan penetapan. Penanggalan sistem ini telah dimulai sejak zaman kekaisaran Romawi di Eropa pada tahun 47 SM. Penanggalan sistem ini dikenal dengan nama Julian karena perintah dari kaisar Julius Caesar dengan hitungan satu tahun 365 hari 6 jam (365,25 hari). Kelebihan 6 jam tiap tahunnya ditambahkan pada tahun keempat dengan menambahkan 1 hari  pada tahun tersebut. Sehingga tahunnya disebut tahun kabisat yang dapat diketahui dengan membagi bilangan tahun dengan angka 4, jika tidak ada sisa berarti tahun tersebut disebut basithoh. Tambahan ini disebut juga Adhikasuradina.
Namun pada akhir XVI, para ahli kosmologi mengamati adanya keanehan yaitu awal musim semi tidak jatuh pada tanggal 21 maret lagi, tetapi semakin maju. Akhirnya ditemukan kesalahan yaitu kala revolusi bumi 365 hari 5 jam 56 menit, jadi 365 hari 6 jam kurang 4 menit. Maka tahun Julian kelebihan 4 menit tiap tahun. Sehingga Paus Gregorius memberi dua pembetulan  terhadap kelebihan menghitung 4 menit
a.       100 tahun, kelebihan menjadi 400 menit
b.      400 tahun, kelebihan menjadi 1600 menit (26 jam 40 menit atau 1 hari 2 jam 40 menit)
Jadi dengan dilakukan pembetulan 1 hari setiap 400 tahun sekali hanya tersisa 2 jam 40 menit setiap 400 tahun.  Maka sesudah tanggal 4 Oktober 1582 hari berikutnya adalah 15 oktober 1582, jadi tanggal 5 Oktober sampai 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam penanggalan Gregorius yang juga dipakai oleh seluruh dunia karena dipakai secara internasional.
2.      Sejarah Perhitungan Tahun Bulan (Imlik, Lunar System)[4]
Bulan adalah satelit bumi yang berevolusi terhadap bumi dan bersama bumi berevolusi mengelilingi matahari. Kala rotasinya sama dengan kala revolusinya yaitu 27,3 hari yang disebut sideris. Sehingga wajah bulan yang menghadap bumi selalu sama tidak pernah berubah.
Bulan mengelilingi bumi sebanyak 360 derajat. Karena terpengaruh oleh revolusi bumi yang ditempuh selama 27.3 hari, maka setiap harinya bulan beredar 1/27,3 X 360o = 13,2 o selama 27,3 hari bumi telah beredar menempuh jarak 27,3 derajat karena 1 hari bumi berevolusi satu derajat.
Bulan harus menempuh 27,3 derajat untuk berpindah dari kedudukan bulan purnama pertama sampai purnama berikutnya. Putaran itu ditempuh bulan dalam waktu 27,3/13,2 hari = 2,2 hari. Jadi dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya memerlukan waktu  27,3 hari + 2,2 hari yaitu 29,5 hari (rotasi sinodis).
Dari adanya kedua sejarah perbedaan sistem tersebut, para ahli astronomi menemukan kejanggalan dan perbedaan (seperti yang telah dijelaskan di atas). Penanggalan bulan yang merupakan perhitungan yang berdasarkan pada peredaran bulan. Demikian juga untuk perhitungan hari penanggalan matahari yang berjumlah 365 hari tiap tahunnya. Ada perbedaan antara penanggalan surya dan bulan yaitu sekitar 10-11 hari per tahun atau 7 bulan tiap 19 tahun. Penyesuaian kedua sistem penanggalan tersebut dikenal dengan nama Luni Solar Calendaer.
Dalam penanggalan China juga dikenal konsep tahun biasa yang terdiri dari 353, 354 atau 355 hari dan tahun kabisat yang terdiri dari 383, 384, atau 385 hari. Perbedaan antara tahun kabisat dan tahun biasa mencapai satu bulan, hal ini berbeda dengan tahun kabisat pada penanggalan Hijriah dan Masehi yang hanya berbeda satu hari dari tahun biasanya. Penambahan satu bulan (leap month) tersebut bisa terjadi pada bulan berapa pun.[5]
Tahun China terdiri atas 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat dalam 1 bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari (Tahun Kabisat). Sehingga pada sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir) setiap tahunnya.
Di dalam kalender China terdapat tahun Baru Imlik atau Sia Cia yang jatuh pada tanggal satu bulan Cia Gwee atau bulan pertama penanggalan China atau Tarikh Khongcu yang merupakan sistem penanggalan dari Dinasti He (tahun 2205–1766 SM). Perhitungannya berdasarkan pada peredaran bulan dan matahari. Sistem inilah yang masih dipakai hingga saat ini dan dikenal dengan nama penanggalan Imlik (baca: Imlek).[6]
Sistem penanggalan tersebut dicanangkan untuk dipergunakan kembali oleh nabi Khongcu (menurut kepercayaan mereka) yang hidup pada tahun 551 – 479 SM. Sehingga tahun pertama dari penanggalan Imlik tersebut dihitung mulai dari tahun kelahiran nabi Khongcu tepatnya pada tanggal 27 bulan delapan Imlik tahun 551 SM sehingga tahun Imlik adalah tahun masehi ditambah 551.
Pada zaman dahulu, telah menjadi tradisi tiap dinasti menggunakan sistem penanggalan yang berbeda. Perbedaan penanggalan ini terutama mengenai tahun barunya.
Dinasti He menetapkan tahun barunya pada saat Kian Len (saat kejadian manusia), Cia Gwee seperti yang dipakai hingga saat ini. Sedangkan Dinasti Len (1766 – 1122 SM) menetapkan saat Kian Thio (saat kejadian bumi) yaitu satu Cap Ji Gwee yang sekarang ini. Dan Dinasti Ciu menetapkan pada saat Kian Ciu (saat kejadian langit) yaitu bulan baru Cap It Gwee atau tepatnya pada saat Tang Ce (22 Desember, Tarikh Masehi).[7]
Dalam penghidupan rakyat jelata zaman dahulu, penetapan tahun baru memegang peranan penting, karena penetapan itu menjadi pedoman mereka untuk menyiapkan pekerjaan tahun mendatang.
Pada zaman kuno tersebut, tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat sendiri, karena tidak ada alat-alat tulis seperti sekarang. Mereka menanti saat-saat tahun baru dari petugas kerajaan. Hal itu dapat dilihat pada kitab Su King bagian kitab Dinasti He. Disana tertulis ”tiap tahun pada saat datang permulaan musim semi (Bing Cun) diperintahkanlah orang dengan membawa genta logam (Bok Tok) yang dipukul dengan kayu berjalan sepanjang jalan.”
Sebagaimana kita ketahui Dinasti He menetapkan tahun barunya pada saat menjelang musim semi, maka utusannya akan dikirim pada saat itu pula. Sedangkan Dinasti Len atau Siang menetapkan tahun barunya pada akhir musim dingin (Kwi Tang).
Sedangkan Dinasti Ciu menetapkan tahun barunya pada pertengahan musim dingin atau Tiong Tang, mereka akan mengutus wakilnya pada bulan yang sesuai dengan penetapannya.
Sehingga dapat kita ketahui bahwa Dinasti He lebih bijaksana dalam menetapkan tahun barunya, karena bertepatan dengan persiapan pekerjaan untuk tahun yang akan datang. Sedangkan Dinasti Len dan Ciu, rakyat masih harus melewatkan musim dingin untuk menanti satu atau dua bulan.
Pada tahun 104 SM sistem penanggalan yang disabdakan oleh Nabi Khongcu yaitu menggunakan sistem penanggalan Dinasti He diresmikan sebagai penanggalan negara. Begitu juga agama Khonghucu dijadikan agama negara.
Demikian sistem penanggalan Dinasti Han tetap digunakan mulai Dinasti Han dan dilanjutkan terus sampai Dinasti Manchu/ Bwan Ciu (1911 M).
Ketika republik Tiongkok diproklamirkan, sistem penanggalan resmi diubah menjadi Yong Lik. Sampai sekarang penanggalan Khongcu Lik tetap digunakan di beberapa negara di Asia., termasuk perayaan tahun baru Imlik, hanya berbeda nama untuk masing-masing negara.
Demikianlah penggunaan sistem penanggalan Dinasti He menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Khonghucu dalam mengembangkan agama Khonghucu.

B.     Sistem Perhitungan Penanggalan China[8]
Adanya perkembangan dalam ilmu Astronomi modern dimana tahun matahari (Yang Lik) yang perhitungannya berdasarkan pada bumi mengelilingi matahari maka cara menyeimbangkan tahun matahari (Yang Lik) dan tahun bulan (Im Lik)adalah dengan rumus
19 tahun matahari = 19 tahun + 7 bulan lunar
Dengan demikian dalam kurun waktu 19 tahun solar terdapat tujuh kali bulan sisipan lunar (Adhikamasa). Cara mengisi bulan sisipan ini antara penanggalan Budhis berbeda dengan penanggalan Im Lik, terutama berbeda pada bulan apa bulan sisipan/ daur tahun kabisat lunar (Lun Gwee) atau biasa dikenal Leap Month.[9], itu diletakkan.
Berikut ini adalah bulan sisipan lunar (lun gwee) jatuh pada tahun berapa:
1987 bulan 6 Im Lik                            2006 bulan 7 Im Lik
1990 bulan 5 Im Lik                            2009 bulan 5 Im Lik
1993 bulan 3 Im Lik                            2012 bulan 4 Im Lik
1995 bulan 8 Im Lik                            2014 bulan 9 Im Lik
1998 bulan 5 Im Lik                            2017 bulan 6 Im Lik
2001 bulan 4 Im Lik                            2020 bulan 4 Im Lik
2004 bulan 2 Im Lik                            2023 bulan 2 Im Lik
Daur 19 tahun dan sisipannya:
Tahun
Jumlah Tahun
Dari- sampai
Ekstra 1 bulan
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
3 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
1967 – 1969
1970 – 1972
1973 – 1975
1976 – 1977
1978 – 1980
1981 – 1983
1984 – 1985
1969
1972
1975
1977
1980
1983
1985
Daur ke – 1
19 tahun
19 tahun
7 bulan
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
3 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
1986 – 1988
1989 – 1991
1992 – 1994
1995 – 1996
1997 – 1999
2000 – 2002
2003 – 2004
1988
1991
1994
1996
1999
2002
2004
Daur ke – 2
19 tahun
19 tahun
7 bulan
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
3 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
3 tahun
3 tahun
2 tahun
2005 – 2007
2008 – 2010
2011 – 2013
2014 – 2015
2016 – 2018
2019 – 2021
2022 – 2023
2007
2010
2013
2015
2018
2021
2023
Daur ke – 3
19 tahun
19 tahun
7 bulan

Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, dan Lun Imlik: [10]
Tahun
Tahun Baru Imlik
Cap Go Meh
Lun Imlik
1986
09 Februari
23 Februari

1987
29 Januari
12 Februari
Bulan 6
1988
17 Februari
02 Maret

1989
27 Januari
10 Februari
Bulan 5
1990
15 Februari
01 Maret

1991
04 Februari
18 Februari

1992
23 Januari
06 Februari
Bulan 3
1993
10 Februari
24 Februari

1994
31 Januari
14 Februari
Bulan 8
1995
19 Februari
04 Maret

1996
07 Februari
21 Februari

1997
28 Januari
11 Februari
Bulan 5
1998
16 Februari
02 Maret

1999
05 Februari
19 Februari

2000
24 Januari
07 Februari
Bulan 4
2001
12 Februari
26 Februari

2002
01 Februari
15 Februari

2003
22 Januari
05 Februari
Bulan 2
2004
09 Februari
23 Februari

2005
29 Januari
12 Februari
Bulan 7
2007
18 Februari
04 Maret

2008
07 Februari
21 Februari

2009
26 Januari
09 Februari
Bulan 5
2010
14 Februari
28 Februari

2011
03 Februari
17 Februari

2012
23 Januari
06 Februari
Bulan 4
2013
10 Februari
24 Februari

2014
31 Januari
14 Februari
Bulan 9
2015
19 Februari
05 Maret

2016
08 Februari
22 Februari

2017
28 Januari
11 Februari
Bulan 6
2018
16 Februari
02 Maret

2019
05 Februari
19 Februari

2020
25 Januari
08 Februari
Bulan 4
2021
12 Februari
26 Februari

2022
01 Februari
15 Februari

2023
22 Januari
05 Februari
Bulan 2
2024
10 Februari
24 Februari

2025
29 Januari
12 Februari
Bulan 6
2026
17 Februari
03 Maret

Dengan adanya bulan sisipan ini/ Lun Gwee/ Leap Month maka tahun baru Imlek tidak akan bergerak maju terus-menerus. Berbeda dengan tarikh Hijriyah yang murni menggunakan penanggalan bulan.[11]
Nama asli kalender ini adalah He Lik atau Tarikh Dinasti He, disebut He Lik karena Dinasti He (2205-1766 SM) adalah yang pertama kali menggunakan kalender ini. Nama lainnya adalah Long Lik artinya penanggalan petani karena perhitungan tahun barunya dimulai saat menjelang musim semi dan perhitungan musimnya cocok untuk petani.

C.      Tarikh Khongcu[12]
1.      Perhitungan Berdasarkan Batang Langit.
Batang langit atau Thian Kan jumlahnya 10 dengan memakai nama arah tempat di sekitar alam raya, yaitu sepuluh penjuru:
ka              = barat
 it               = tenggara
pia             = selatan
ting                        = barat laut
bauw          = atas
kie             = bawah
ke              = barat
sin              = barat daya
jim             = utara
kui             = timur laut

2.      Perhitungan Tahun Berdasarkan Cabang Bumi
Cabang bumi atau Tee Ci berjumlah 12 dengan menggunakan nama bintang- bintang/ planet dalam astrologi menurut garis edarnya yang mengelilingi matahari. Dalam ilmu perbintangan 12 tempat itu dihubungkan dengan nama-nama binatang dalam Shio yaitu tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, kera, ayam, anjing, dan babi. [13]
3.      Perhitungan Tahun Berdasarkan Permutasi
Yaitu dengan menggabungkan Thian Kan dan Tee Ci akan memperoleh 60 urutan yang dapat dipakai sebagai notasi tahun. Permutasi dapat juga dipakai sebagai notasi bulan, hari, dan saat (sie).
Pergantian tahun terjadi pada saat tahun baru, yang selalu jatuh pada tanggal 1 bulan 1, yaitu pada saat Tilem, sekitar Liep Chun (awal musim semi, tanggal 4 Februari).

D.     Perhitungan Bulan[14]
Tiap tahun terbagi atas 12 bulan, yang dinyatakan dengan urutan 1 sampai 12, untuk nama tiap bulannya, terdapat cara pemberian nama menurut urutan cabang bumi tetapi cara notasi yang demikian tidak lazim digunakan.
Tiap bulan lamanya 29 atau 30 hari, hal ini sesuai dengan waktu bulan mengelilingi bumi yang lamanya 29 ½ hari. Pergantian bulan terjadi pada saat Tilem dan pertengahan bulan (tanggal 15 Khongcu Lik) adalah bulan purnama.
Nama-nama bulan pada penanggalan China yaitu sebagai berikut.
1.      Cu                    : bulan 11, Cap It Gwee
2.      Thio                  : bulan 12, Cap Ji Gwee
3.      In                     : bulan 1, Cia Gwee
4.      Bauw                : bulan 2, Ji Gwee
5.      Sin                   : bulan 3, Sa Gwee
6.      Ci                     : bulan 4, Si Gwee
7.      Ngo            : bulan 5, Go Gwee
8.      Bie             : bulan 6, Lak Gwee
9.      Sin             : bulan 7, Jit Gwee
10.  Yu              : bulan 8, Pik Gwee
11.  Sut             : bulan 9, Kauw Gwee
12.  Hay            : bulan 10, Cap Gwee
Seperti yang telah dibahas di atas bahwa pada penanggalan Imlik terdapat bulan sisip/ ulang/ Lun Gwee yang terjadi seolah-olah karena penanggalan Imlik yang lamanya 354 hari agar dapat berjalan secara seimbang dengan penanggalan masehi. Maka dalam waktu 3 bulan harus ditambah 1 bulan yang dikenal dengan nama bulan sisip atau Lun Gwee (Leap Month). Pendapat ini tidak benar, Lun Gwee bukanlah penyesuaian penanggalan Imlik terhadap penanggalan Masehi melainkan penyesuaian perputaran bumi mengelilingi matahari.

E.      Perhitungan Hari[15]
Pada penanggalan Khongcu Lik tidak dikenal dengan adanya pembagian hari dalam tiap minggu seperti tarikh Masehi. Melainkan pembagian hari menurut Hou/ pasaran yang terdiri atas 5 hari. Hou adalah unit pembagian hari terkecil. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam satu hari terdapat 12 Sie, 1 Sie = 2 jam; sehingga 60 Sie (atau 5 hari = 1 Hou; dan 3 Hou atau 5 hari = satu ciat (hari) dan berselang 3 Hou lagi adalah satu Khi. Pembagian Ciat atau Khi menurut peredaran bumi terhadap matahari, sehingga baik Ciat maupun Khi adalah sesuai dengan peredaran matahari.
Tiap bulan memiliki satu Ciat dan satu Khi, kecuali bulan ulang (Lun Gwee) yang hanya memiliki Ciat tanpa Khi. Maka pembagian Ciat dan Khi juga disebut sebagai pembagian atas pedoman peredaran matahari. Ciat dan Khi dianggap sebagai hari besar atau patokan iklim atau peredaran matahari, sepanjang jalan lintas garis khatulistiwa hingga garis balik 23,5o lintang selatan. Sehingga dalam setahun terbagi atas 24 Ciat dan Khi. Ke-24 patokan tersebut sifatnya lebih stabil, karena menurut perhitungan perputaran bumi mengeilingi matahari relatif tidak berubah, karena hanya terjadi pergeseran maju mundur satu hari untuk penyesuaian dengan keadaan yang sesungguhnya, misalnya hari Ching Bing (Sadranan) yang biasanya jatuh pada tanggal 5 April, karena tahun kabisat dengan bulan Februari terdiri atas 29 hari, maka hari Ching Bing untuk tahun yang bersangkutan akan jatuh pada tanggal 4 April.
Jarak antara satu Ciat dengan Ciat lainnya adalah 30 hari.demikian pula jarak antara satu satu Khi dengan Khi lainnya juga 30 hari. Letak Ciat dan Khi adalah berselang, dengan demikian jarak antara Ciat dan Khi adalah 15 atau 16 hari.
Pembagian Ciat dalam setahun terdiri atas 12, yaitu:
1.      Liep Chun           : Awal Musim Semi, 4 Februari.
2.      King Ciap                        : Guntur Musim Semi, 6 Maret
3.      Ching Bing           : Terang dan Bersih; 5 April
4.      Liep He               : Awal Musim Panas; 5 atau 6 Mei.
5.      Bong Ciong           : Masa Panen Raya; 6 Juni
6.      Siau Si                : Panas Sedikit; 7 atau 8 Juli
7.      Liep Chiu                        : Awal Musim Gugur; 8 Agustus
8.      Pik Lou               : Embun Banyak; 8 September
9.      Han Lou             : Embun Dingin; 8 atau 9 Oktober
10.  Liep Tong                        : Awal Musim Dingin; 7 atau 8 November
11.  Tai Swat              : Hujan Es Besar/ Menyeluruh; 7 atau 8 Desember
12.  Siau Han             : Dingin Sebagian; 5 atau 6 Januari

Pembagian Khi dalam setahun terbagi menjadi 12 yaitu:
1.      I Swi                   : Hujan Musim Semi; 19 Februari
2.      Chun Hun           : Pertengahan Musim Semi; 21 Maret
3.      Kok I                  : Hujan Terakhir; 20 atau 21 April
4.      Siau Boan                       : Panen Sebagian; 21 atau 22 Mei
5.      He Cik                : Puncak atau Pertengahan Musim Panas; 21 atau 22 Juni
6.      Tai Si                  : Panas  Menyeluruh: 22 atau 23 Juli
7.      Chi Shi                : Panas Lenyap; 23 atau 24 Agustus
8.      Chiu Hun                        : Pertengahan Musim Gugur; 23 atau 24 September
9.      Song Kang                        : Hujan Salju; 23 atau 24 Oktober.
10.  Siau Swat                        : Hujan Es Sebagian; 22 atau 23 November
11.  Tang Cik             :Tengah Musim Dingin; 22 Desember
12.  Tai Han              : Dingin Menyeluruh; 20 atau 21 Januari
          Dari 12 Khi (pedoman peredaran matahari) tersebut, terdapat 4 Khi yang sangat penting dan merupakan hari yang langsung menyatakan Titik Balik Matahari :
1.      Chun Hun
          Pertengahan Musim Semi; 21 Maret, pada saat ini matahari berada di garis khatuistiwa Lintang 0o, disebut pula Spring Soltice, titik balik matahari pada musim semi.
2.      He Cik
          Puncak atau Pertengahan Musim Panas; 21 atau 22 Juni, pada saat ini matahari berada pada garis balik 23 ½o Lingtang Utara, disebut juga Summer Soltice, titik balik matahari pada musim panas.
3.      Chiu Hun
          Pertengahan Musim Gugur; 23 atau 24 September. Pada saat ini matahari kembali ke garis khatulistiwa atau garis lintang 0o , disebut juga Autumn Soltic; titik lintasan matahari pada musim gugur.
4.      Tang Cik
          Pertengahan Tengah Musim Dingin; 22 Desember. Pada saat ini matahari berada pada 23 ½o Lintang  Selatan. Sehingga pada daerah subtropis utara bermusim dingin dan matahari lewat saat tersebut berangsur-angsur berkurang oleh karena itu disebut Tang Cik atau tengah musim dingin, dinamai pula Winter Soltice, titik balik matahari pada musim dingin.
Adanya 12 Khi diatas membuktikan bahwa Khongcu Lik berdasarkan pada perhitungan peredaran matahari sehingga kurang tepat jika ada yang beranggapan bahwa penanggalan Imlik hanya pada peredaran bulan.

F.       Pembagian Musim[16]
Berdasarkan titik pandang pada iklim subtropis bagian utara maka pembagian musim dalam setahun dapat dibagi atas 4 musim, antara lain:
1.      Musim Semi
Dimulai sejak tanggal 4 Februari (Liep Chun), sampai Kok Hi tanggal 20 April.
2.      Musim Panas
Dimulai sejak tanggal 5 Mei (Liep He), sampai Tai Si tanggal 23 Juli.
3.      Musim Gugur
Dimulai sejak tanggal 7 Agustus (Liep Chiu) sampai Sing Kang; Hujan Salju, 23 Oktober.
4.      Musim Dingin
Dimulai sejak tanggal 7 November (Liep Tong) sampai dengan saat Tai Han; Dingin Menyeluruh tanggal 20 januari.

Jarak antara musim semi dengan musim yang lain adalah sekitar 15 hari, yang juga dikenal dengan masa peralihan sehingga tiap musim berikut masa peralihan akan terdiri atas 91 atau 92 hari. Dengan kata lain tiap musim lamanya 3 bulan terdiri atas peredaran bumi yang mengelilingi matahari serta peredaran matahari yang melintasi garis khatulistiwa atau lintang 0o maupun saat matahari pada garis lintang 23 ½ o Lintang Utara yang dikenal dengan istilah garis balik utara dan 23 ½ o Lintang Selatan.
G.     Perhitungan Saat (Sie)[17]
Perhitungan ini juga menggunakan Thian Kan dari Tee Ci yang berjumlah 60, tapi untuk mempermudah perhitungan Thian Kan jarang dipakai, hanya Tee Ci yang sering dipakai.
Satu hari (24 jam) dibagi menjadi 12 saat (Sie) dengan memakai nama 12 shio. Tiap saat atau Sie yang lamanya 2 jam dibagi menjadi 3 x 40 menit.
Ke-12 bagian waktu/ sie adalah sebagiai berikut:
a.   Cu Si          : jam 23.00 – 01.00
b.   Thio Si        : jam 01.00 – 03.00
c.    In Si           : jam 03.00 – 05.00
d.   Bauw Si      : jam 05.00 – 07.00
e.    Sin Si         : jam 07.00 – 09.00
f.    Ci Si           : jam 09.00 – 11.00
g.        Ngo Si    : jam 11.00 – 13.00
h.       Bi Si       : jam 13.00 – 15.00
i.        Sien Si    : jam 15.00 – 17.00
j.         Yu Si      : jam 17.00 – 19.00
k.      Sut Si     : jam 19.00 – 21.00
l.        Hay Si    : jam  21.00 – 23.00


[1]  http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0202/15/IPTEK/imle30.htm
[2] Hendrik Agus Winarso, Mengenal Hari Raya Konfusiani, Semarang: Efektif & Harmonis, 2000, hlm. 55
[3] Ibid. hlm. 27-29
[4] Ibid. hlm. 31-33
[5] Op. cit. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0202/15/IPTEK/imle30.htm
[6]  Loc. cit. hlm. 55
[7] Ibid. hlm. 55-57
[8] Ibid. hlm. 32-33
[10] Shofiyulloh, Mengenal Kalender Luni Solar di Indonesia, Malang: Ponpes. Miftahul Huda, 2005, hlm. 17
[11] Op. cit. Hendrik Agus Winarso, hlm. 36
[12] Ibid. hlm. 37-42
[13] http://www.gemintang.com/ramalan-nasib-jodoh-masa-depan/shio-china/
[14] Op. cit. hlm. 43-44
[15] Ibid. hlm. 44-51
[16] Ibid. hlm. 51-52
[17] Ibid. hlm. 52-53

No comments:

Post a Comment