Sunday, May 20, 2012

Transit Venus 2012 dan Perhitungannya



Transit atau melintasnya sebuah planet pada piringan Matahari merupakan gerhana Matahari jenis khusus. Jika dilihat dari Bumi, fenomena transit yang bisa terjadi hanyalah transitnya 2 planet inferior: Merkurius dan Venus. Peristiwa transitnya planet jauh lebih langka daripada gerhana Matahari oleh Bulan. Rata-rata, dalam satu abad terdapat 13 transit Merkurius. Sedangkan transit Venus dalam seabad lebih biasanya terjadi 2 kali dengan interval delapan tahun memisahkan dua transitnya. Transit pertama yang pernah diamati adalah transitnya planet Merkurius pada tahun 1631 oleh astronom Perancis Gassendi. Kemudian sebulan berikutnya terjadi transit Venus. Namun, upaya Gassendi untuk mengamati transit Venus gagal karena transit tersebut tidak terlihat dari Eropa. Pada 1639, Jerimiah Horrocks dan William Crabtree menjadi yang pertama menyaksikan transit Venus.
Penyebab transit Venus jauh lebih jarang adalah karena orbit Venus jauh lebih besar daripada orbit Merkurius. Sejak ditemukannya teleskop, hanya ada 6 transit Venus yang pernah terjadi yaitu pada tahun 1631,1639, 1761,1769, 1874 dan 1882. Transit Venus hanya mungkin terjadi pada awal Desember dan Juni ketika Venus berada pada node orbit Venus dengan lingkaran Ekliptika. Transit Venus menunjukkan pola yang jelas dengan interval 8-121.5 tahun dan 8-105,5 tahun.
Pada abad 21, transit Venus pertama terjadi pada tahun 2004 dan transit kedua dan yang terakhir pada abad ini akan terjadi pada hari Rabu 6 Juni 2012 (untuk belahan bumi barat transit terjadi pada hari Selasa, 5 Juni 2012). Seluruh tahap terjadinya transit Venus tahun 2012 ini akan terlihat dari sebagian besar Pasifik barat, timur Asia dan Australia timur. Sebagian besar Utara dan Amerika Tengah, dan utara Amerika Selatan akan menyaksikan awal transit (pada 5 Juni) tetapi Matahari akan tenggelam sebelum transit Venus berakhir. Demikian pula pengamat di Eropa, Asia Barat dan Asia Tengah, Afrika timur dan Australia barat akan melihat saat transit akan berakhir karena transit telah berlangsung saat matahari terbit dari lokasi-lokasi tersebut.
 


Untuk lokasi di belahan bumi utara pada lintang di atas ± 67 ° LU, semua tahap transit akan terlihat. Kanada bagian utara dan Alaska juga akan melihat semua tahap terjadinya transit Venus. Pada gambar di atas, warga Islandia berada di daerah X. Mereka akan melihat awal dan akhir dari transit namun Matahari akan terbenam sesaat sebelum transit Venus mencapai puncaknya. Hal yang sebaliknya akan terjadi di daerah Y (sebelah selatan Australia), di lokasi ini, Matahari terbit setelah transit dimulai dan akan terbenam sebelum transit berakhir.
Para Astronom membagi terjadinya transit menjadi beberapa tahap. Transit dimulai dengan kontak pertama, yaitu saat piringan planet mulai bersinggungan dengan piringan luar Matahari. Tak lama setelah kontak pertama, planet ini dapat dilihat sebagai sebuah titik kecil di sepanjang piringan luar Matahari. Seluruh piringan planet akan mulai terlihat pertama kali di kontak II ketika planet ini bersinggungan dengan piringan dalam Matahari. Selama beberapa jam, bayangan planet perlahan melintasi piringan Matahari. Pada kontak III, planet mencapai piringan Matahari dan bersinggungan dengan piringan dalam Matahari. Dan transit berakhir pada kontak IV ketika seluruh piringan planet keluar dari piringan Matahari. Kontak I dan II menentukan fase yang disebut ingress (masuk) sementara kontak III dan IV dikenal sebagai egress (keluar). Posisi sudut untuk Venus pada setiap kontak diukur berlawanan dari titik utara pada piringan Matahari.

Table 1

Geocentric Phases of the 2012 Transit of Venus

Event             Universal        Position
                     Time             Angle

Contact I           22:09:38           41°
Contact II          22:27:34           38°
  Greatest          01:29:36          345°
Contact III         04:31:39          293°
Contact IV         04:49:35          290°

Pada tabel 1, terdapat istilah Greatest maksudnya adalah puncak terjadinya transit. Yaitu saat Venus berada pada jarak terdekatnya dengan pusat piringan Matahari.
Pada transit Venus tahun 2012, jarak minimum Venus dari Matahari adalah 554 busur-detik (pada transit Venus tahun 2004, jarak minimum adalah 627 arc-detik). Posisi sudut didefinisikan sebagai arah Venus dari pusat dari piringan Matahari, diukur berlawanan dari titik utara langit pada Matahari. Gambar di bawah ini menunjukkan jalan Venus pada seluruh piringan Matahari dengan keterangan waktu Universal Time pada setiap kontak selama transit.


 
Orbit Venus mempunyai inklinasi terhadap orbit Bumi sebesar 3,4°. Orbit Venus memotong ekliptika pada dua titik (node) pada awal Juni dan Desember. Jika Venus berkonjungsi pada saat itu, transit akan terjadi. Meskipun periode orbit Venus hanya 224,7 hari, periode sinodisnya (bersama untuk bersama) adalah 583,9 hari. Karena kemiringan orbitnya, konjungsi inferior dari Venus tidak menghasilkan transit karena Venus melintas terlalu jauh di atas atau di bawah ekliptika dan tidak melintasi piringan Matahari. Transit Venus akan terjadi pada interval 8-105,5 dan 8-121,5 tahun.
  

Table 5
Transits of Venus:  1601-2200 
 


Universal Time of each Contact
Date I II max. III IV Sep.
  1631 Dec 07 3:52 4:59 5:19 5:40 6:47 939,3
  1639 Dec 04 14:57 15:15 18:26 21:36 21:55 523,6
  1761 Jun 06 2:02 2:20 5:19 8:18 8:37 570,4
  1769 Jun 03 19:15 19:34 22:25 1:16 1:35 609,3
  1874 Dec 09 1:49 2:19 4:07 5:56 6:26 829,9
  1882 Dec 06 13:57 14:17 17:06 19:55 20:15 637,3
  2004 Jun 08 5:13 5:33 8:20 11:07 11:26 626,9
  2012 Jun 06 22:10 22:27 1:30 4:32 4:49 554,4
  2117 Dec 11 23:58 0:21 2:48 5:15 5:38 723,6
  2125 Dec 08 13:15 13:38 16:01 18:24 18:48 736,4

Transit Tahun 2004 dan 2012 adalah sepasang transit dipisahkan dengan 8 tahun. Kemudian sepasangan transit berikutnya akan terjadi lebih dari seabad berikutnya pada tahun 2117 dan 2125.


Sumber Rujukan


            Setelah kita tahu sekelumit tentang transit Venus, mari kita lanjutkan dengan perhitungan saat terjadinya transit Venus menggunakan Algoritma Jean Meeus pada buku Astronomical Algorithms. Jika melihat keterangan di atas, transit Venus terjadi jika Venus berada pada saat konjungsi inferior dan saat itu Venus juga berada pada titik node (perpotongan orbit Venus dengan lingkaran Ekliptika). Maka untuk perhitungan transit Venus, sebagian besarnya kita akan menggunakan rumus-rumus pada Chapter 30 (Elements of the Planetary Orbits), Chapter  31 (Position of The Planets), Chapter 35 (The Calculation of Some Planetary Phenomena), Chapter 38 (Passages through the Nodes), dll.

1. Menghitung saat terjadinya Konjungsi Inferior Venus (Chapter 35)
            Merkurius dan Venus mempunyai 2 konjungsi, yaitu inferior dan superior. Untuk lebih jelas tentang perbedaan konjungsi inferior dan superior silahkan lihat gambar di bawah ini:



            Berdasarkan keterangan gambar tersebut, transit Venus terjadi pada saat konjungsi inferior. Untuk menghitung kapan terjadinya konjungsi inferior Venus, langkah-langkahnya adalah ssebagai berikut:
a.  menghitung k
k = INT ((365,2425 * y + 1721060 - A) / B)

Nilai A dan B bisa diketahui dengan melihat tabel 35.A. untuk konjungsi inferior Venus:
A = 2451996,706
B = 583,921361
y  pada rumus ini adalah tahun terjadinya transit Venus. Jika memungkinkan, y menggunakan format tahun dan desimalnya. Namun jika tidak, y bisa menggunakan tahun tanpa desimal dan rumusnya :

k = INT ((365,2425 * y + 1721060 - A) / B) + 1
   = INT ((365,2425 * y + 1721060 - 2451996,706) / 583,921361) + 1
   = 7

b. Menghitung JDEo
JDE = A + k * B
        = 2451996,706 + 7 * 583,921361
        = 2456084,156

c. Menghitung M
M = M0 + k * M1
     = 82,7311+ 7 * 215,513058
     = 151,322506 derajat
     = 2,641075962 radian
Hasil M adalah derajat dan desimalnya. Karena penulis menggunakan Microsoft Excel dalam perhitungan ini, maka hasil M dirubah dahulu menjadi nilai antara 0 – 360o kemudian untuk mempermudah perhitungan, penulis merubah hasil tersebut menjadi radian.

d. menghitung T
T = (JDEo – 2451545) / 36525
   = (2456084,156 – 2451545) / 36525
   = 0,124275305

e. Menghitung koreksi JDEo
Koreksi ini tersedia pada tabel 35.B. Jika tahun transit dekat dengan epoch 2000 (1900 – 2100), maka koefisien T^2 bisa dihilangkan.
korek = (0,0096 - 0,0002 * T - 0,00001* T^2+ 2,0009 - 0,0033 * T -0,00001* T^2)
            * SIN (M) + (0,598 - 0,0104 * T - 0,00001 * T^2) * COS (M)
             + (0,0967 - 0,0018 * T - 0,00003 * T^2 ) * SIN (2 * M)
             + (0,0913 + 0,0009 * T - 0,00002 * T^2) *COS (2 * M)
             + (0,0046 - 0,0002 * T ) * SIN (3 * M)
             + (0,0079 + 0,0001*T) * COS (3 * M)
           = 0,413166977

f. Menghitung JDE terkoreksi
JDE  = JDEo + korek
        = 2456084,156 + 0,413166977
        = 2456084,569

g. Konversi JDE TD ke JDE UT (Chapter 9)
T (TD)   = (JDE - 2451545) / 36525
             = (2456084,567 - 2451545) / 36525
             = 0,124286617

∆T  = (102,3 + 123,5* T + 32,5* T^2) /86400
      = (102,3 + 123,5* 0,124286617 +32,5* 0,124286617^2)
      = 0,001367493 hari

JDE UT = JDE - ∆T
               = 2456084,569 - 0,001367493
               = 2456084,567

h. Mengkonversi JDE (UT) menjadi Waktu Lokal (Chapter 7)
Caranya, tambahkan JD dengan 0,5. Z adalah hasil integernya dan F adalah hasil fraction atau desimalnya.
    JDE UT + 0,5
 = 2456084,567 + 0,5
           = 2456085,067326694
Z         = 2456085
F         = 0,067326694

Jika hasil Z < 2299161, maka A = Z, namun jika Z lebih ataupun sama dengan 2299161, maka menghitung:
α          = INT ((Z -1867216,25)/ 36524,25)
  = 16

A           = Z + 1 + α – INT(α/4)
   = 2456098

Kemudian menghitung:
B          = A + 1524
            = 2457622
C          = INT((B – 122,1)/365,25)
            = 6728
D          = INT(365,25 * C)
            = 2457402
E          = INT((B – D)/30,6001)
            = 7

        Tanggal dan jam saat terjadinya konjungsi inferior Venus bisa diketahui dengan menghitung rumus di bawah ini, hasil integernya adalah tanggal dan hasil fraction atau desimalnya adalah jamnya
Dy           = B – D – INT(30,6001 * E) + F
     = 6,067326694
Tgl          = 6
Jam         = 0,067326694 * 24
               = 1 : 36 : 57 UT

            Bulan (m) saat terjadinya konjungsi inferior bisa diketahui dengan
Jika E < 14, maka m = E -1
Jika E = 14 atau 15, maka m = E -13
Karena E = 7, maka:
m         = E -1
            = 6
             Tahun saat terjadinya konjungsi inferior Venus bisa diketahui dengan menghitung
Jika m > 2, maka y = C – 4716
Jika m =1 atau 2, maka y = C – 4715
            Karena m = 3, maka:
Y         = C – 4716
           = 6728 – 4716
           = 2012

Jadi Konjungsi Inferior Venus terjadi pada tanggal 6 Juni 2012 Jam 1 : 36 : 57 UT atau 8 : 36 : 57 WIB. Namun kita belum bisa memastikan pada saat itu terjadi transit. Karena transit terjadi bila saat konjungsi inferior, Venus juga berada pada titik perpotongan dengan Ekliptika (node).

2. Menghitung Posisi Venus (Chapter 30 dan 31)
a. Bujur Venus dihitung dari equinox
L = 181,979801 + 58519,2130302 * T + 0,0003106 * T^2 + 0,000000015 * T^3
   = 254,4728725 derajat

b. semi major orbit Venus
a = 0,72332982

c. eksentrisitas orbit Venus
e = 0,00677188 - 0,000047766 * T + 0,0000000975 * T^2 + 0,00000000044 * T^3
   = 0,006765945

d. inklinasi orbit Venus terhadap ekliptika
i = 3,394662 + 0,0010037 * B17 - 0,00000088 * B17^2 - 0,000000007 * B17^3
  = 3,394786722

e. Bujur Venus dihitung dari ascending node (al-uqdah as-shu’udiyah)
Ω = 76,67992 + 0,901119 * B17 + 0,00040665 * B17^2 - 0,0000008 * B17^3
   = 76,79191312

f. Bujur Venus dihitung dari titik perihelion (titik terjauh orbit Venus dari Matahari)
л = 131,563707 + 1,4022188 * B17 - 0,00107337 * B17^2 - 0,000005315 * B17^3
   = 131,7379516

g. Anomali rata-rata Venus
m = L – л
    = 122,7349209

3. Menghitung Saat Venus berada pada Perihelion (Chapter 37)
a. menghitung k perihelion
kp = INT ( 1,62548 * (y - 2000,53)) +1
     = 19

b. JDE Venus pada perihelion
JDE p = 2451738,233 + 224,7008187 * kp - 0,0000000327 * kp^2
          = 2456007,549

3. Menghitung saat Venus berada di titik Node (Chapter 38)
a. menghitung pergerakan rata-rata Venus perhari pada orbitnya
n = 0,9856076686 / (a *SQRT (a))
   = 0,9856076686 / (0,72332982 *SQRT (0,72332982))
   = 1,602136517 derajat

b. saat Venus melintasi titik Node
t = JDE p + m / n
   = 2456007,549 + 122,7349209 / 1,602136517
   = 2456084,156
   = 5 Juni 2012 Jam 15 : 44 : 02 UT

Karena pada 5 Juni 2012 Jam 15 : 44 : 02 UT Venus berada pada titik Node, maka saat konjungsi inferior Venus pada tanggal 6 Juni 2012 Jam 1 : 36 : 57 UT terjadi transit Venus. Jika hasilnya dibandingkan dengan perhitungan NASA terdapat perbedaan beberapa menit. Greatest Transit Venus menurut perhitungan NASA menggunakan VSOP 87 Theory terjadi pada tanggal 6 Juni 2012 jam 1 : 29 : 36,3 UT.

4. Visibilitas Transit Venus 2012
            Untuk menentukan apakah transit dapat terlihat dari lokasi geografis tertentu, kita hanya perlu menghitung ketinggian matahari dan azimut selama setiap fase transit karena ketinggian (ho) dan azimut (Azo) Matahari dalam setiap fase transit tergantung pada waktu dan koordinat geografis pengamat.
          Karena perhitungan dengan Algoritma Jean Meeus pada buku Astronomical Algorithms hanya sampai menghitung saat terjadinya Greatest Transit, maka agar lebih mudah, untuk mengetahui visibilitas transit Venus kita mengambil hasil perhitungan NASA:
Kontak I = 22:09   
Kontak II = 22:27 
Greatest Transit = 01:29   
Kontak III = 04:32   
Kontak IV = 04:49 
Ascensiorekta Matahari = 4.969
Deklinasi Matahari = 22.68
GST = 16.991

#. Menghitung Visibilitas Transit pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
a).  Lintang Tempat (Ф)                      = -6o 59’ 29,9” LS
b).  Bujur Tempat (BT)                       = 110o 20’ 54,8” BT
c).  Bujur Daerah (BD)                        = 105o
d). Tinggi Tempat                              = 55 mdpl
e). Terbit Matahari                            = 5 : 44 : 37,53 LMT
f).  Kulminasi                                    = 11 : 37 : 18,35 LMT

1) Kontak I
Tanggal        = 6 Juni 2012
Jam             = 22 : 09 +7 + (105 - 110o 20’ 54,8”) / 15
=  4 : 47 : 36,65 LMT
δo                = 22o 39’ 40,25”
e                 = 0o 1’ 20,85”
t                  = (Jam Kontak + Eq – (BD – BT) / 15 – 12) *15
= -102o 24’ 42,7”
ho                = ASin (sin Ф x sin δo + cos Ф x cos δo x cos t)
                   = -14o 06’ 32,41” (belum bisa dilihat)
Azo              = Atan (1/(tan δo x cos Ф / sin to – sin Ф / tan to))
         = 68o 19’ 13,31”

2) Kontak II
Tanggal        = 6 Juni 2012
Jam             = 22 : 27 +7 + (105 - 110o 20’ 54,8”) / 15
=  5 : 05 : 36,35 LMT
δo                = 22o 39’ 44,75”
e                 = 0o 1’ 20,55”
t                  = (Jam Kontak + Eq – (BD – BT) / 15 – 12) *15
= -97o 54’ 51,7”
ho                = ASin (sin Ф x sin δo + cos Ф x cos δo x cos t)
                   = -9o 57’ 47,9” (belum bisa dilihat)
Azo              = Atan (1/(tan δo x cos Ф / sin to – sin Ф / tan to))
                   = 68o 07’ 28,76”

3) Greatest Transit
Tanggal        = 6 Juni 2012
Jam             = 01 : 29 +7 + (105 - 110o 20’ 54,8”) / 15
=  8 : 7 : 36,35 LMT
δo                = 22o 40’ 31,25”
e                 = 0o 1’ 19,52”
t                  = (Jam Kontak + Eq – (BD – BT) / 15 – 12) *15
= -52o 25’ 07,15”
ho                = ASin (sin Ф x sin δo + cos Ф x cos δo x cos t)
                   = 30o 46’ 22,04” (terlihat)
Azo              = Atan (1/(tan δo x cos Ф / sin to – sin Ф / tan to))
                   = 58o 19’ 37,18”

4) Kontak III
Tanggal        = 6 Juni 2012
Jam             = 04 : 32 +7 + (105 - 110o 20’ 54,8”) / 15
=  11 : 10 : 36,35 LMT
δo                = 22o 41’ 17”
e                 = 0o 1’ 18”
t                  = (Jam Kontak + Eq – (BD – BT) / 15 – 12) *15
= -6o 40’ 29,95”
ho                = ASin (sin Ф x sin δo + cos Ф x cos δo x cos t)
                   = 59o 36’ 35,02” (terlihat)
Azo              = Atan (1/(tan δo x cos Ф / sin to – sin Ф / tan to)) 
                   = 12o 14’ 20,17”

5) Kontak IV
Tanggal        = 6 Juni 2012
Jam             = 04 : 49 +7 + (105 - 110o 20’ 54,8”) / 15
= 11 : 27 : 36,35 LMT
δo                = 22o 41’ 21,25”
e                 = 0o 1’ 18”
t                  = (Jam Kontak + Eq – (BD – BT) / 15 – 12) *15
= -2o 25’ 29,95” 
ho                = ASin (sin Ф x sin δo + cos Ф x cos δo x cos t)
                   = 60o 13’ 27,74” (terlihat)
Azo              = Atan (1/(tan δo x cos Ф / sin to – sin Ф / tan to))
                   = 4o 30’ 30,72”

Friday, May 04, 2012

Supermoon 2012 dan Perhitungannya



"Supermoon" adalah istilah yang ditujukan untuk sebuah peristiwa saat bulan purnama  berada pada jarak terdekat dengan Bumi (berada pada perigee), yang demikian akan menyebabkan Bulan akan terlihat sedikit lebih besar dari biasanya. Fenomena Bulan purnama merupakan satu penyebab terjadinya pasang-surut air laut dan pergeseran kerak Bumi sehingga banyak yang mengira bahwa fenomena supermoon mungkin bisa meningkatkan resiko bencana alam seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Namun, bukti hubungan supermoon dengan bencana alam tersebut secara luas dianggap tidak meyakinkan.[1]
Istilah “Supermoon” diciptakan oleh peramal Nolle Richard pada tahun 1979, yang didefinisikan sebagai:           
“Bulan baru atau Bulan purnama yang terjadi saat Bulan berada pada atau mendekati (90% dari) posisi terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya (perigee). Singkatnya, Bumi, Bulan dan Matahari dalam satu baris, dengan Bulan berada pada posisi terdekatnya ke Bumi.”[2]
Istilah supermoon tidak diterima secara luas. Astronomi atau ilmu pengetahuan lebih memilih istilah perigee-syzygy. Dalam astronomi, syzygy adalah sebuah susunan segaris lurus dari tiga benda langit dalam sistem gravitasi. Kata ini sering ditujukan pada Matahari, Bumi dan Bulan atau planet, saat oposisi dan konjungsi. Gerhana matahari dan gerhana bulan juga terjadi pada saat-saat syzygy, seperti halnya transit dan okultasi. Istilah ini juga diterapkan untuk setiap peristiwa bulan baru atau bulan purnama, yaitu ketika matahari dan bulan sedang konjungsi atau oposisi, meskipun keduanya tidak tepat pada satu baris dengan Bumi. Kata syzygy juga sering digunakan untuk menggambarkan konfigurasi menarik dari planet pada umumnya. Sebagai contoh, peristiwa yang terjadi pada 21 Maret 1894 sekitar pukul 23.00 WIB, ketika terjadinya transit Merkurius jika dilihat dari Venus, dan transit Merkurius dan Venus jika dilihat dari Saturnus. Syzygy juga digunakan untuk menggambarkan situasi ketika semua planet berada pada sisi yang sama dari Matahari meskipun planet-planet tersebut dan matahari belum tentu dalam garis lurus, seperti pada tanggal 10 Maret 1982.
Pada saat konjungsi dan oposisi Bulan terhadap Matahari, bagian Bumi yang menghadap Bulan dan sebaliknya mengalami pasang.[3] Sedangkan bagian Bumi yang berada di antara kedua sisi tersebut (sisi yang menghadap Bulan dan sebaliknya), akan mengalami surut. Pada saat Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi, gravitasi Bulan menjadi sangat besar, sehingga gaya pasang surut air laut akan semakin besar bahkan lebih besar dari biasanya. Menurut kabar yang beredar, supermoon pada tanggal 19 Maret 2011 menyebabkan kandasnya lima kapal di Solent di Inggris. Kelima kapal itu tidak bisa berlayar karena rendahnya gelombang surut air laut.[4]
 
    
#  Penyebab terjadinya Supermoon
Jarak Bulan ke Bumi setiap bulan bervariasi antara sekitar 357.000 kilometer (222.000 mil) dan 406.000 km (252.000 mil). Adanya variasi jarak tersebut adalah karena orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips.[5] Ukuran dan kecerahan Bulan mengikuti invers-square law (hukum kuadrat terbalik)[6], yang berarti bahwa bulan purnama di perigee adalah 12% lebih besar dan lebih terang daripada ukuran dan kecerahan Bulan purnama biasanya. [7]



#  Is Supermoon Dangerous?
Richard Nolle berpendapat bahwa dalam waktu ± 3 hari dari supermoon, resiko terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan aktivitas gunung berapi meningkat karena meningkatnya gaya gravitasi Bulan ke Bumi.[8] Pendapat Richard Nolle berdasarkan spekulasi bahwa dalam 1 atau 2 minggu dari supermoon masih menunjukkan hubungan sebab akibat terjadinya bencana alam tertentu seperti gempa dan tsunami di Tohoku 2011 serta gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004.[9] Namun pendapat tersebut kurang bisa dibenarkan karena dalam rentang waktu 1 atau 2 minggu dari Supermoon, Bulan sudah menjauhi titik perigee-nya (titik terdekatnya) sehingga gaya gravitasi Bulan ke Bumi tidak sebesar saat terjadinya supermoon. Dengan demikian peristiwa bencana alam tersebut kurang tepat jika dikaitkan dengan supermoon.[10]
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa fenomena supermoon memiliki hubungan sebab akibat yang lemah dengan terjadinya gempa bumi yang kecil. Dan juga tidak ditemukan bukti bahwa supermoon mengakibatkan gempa Bumi yang besar.[11] Gempa bumi dan tsunami Tohoku pada tahun 2011 adalah satu-satunya gempa bumi yang terjadi 2 minggu setelah terjadinya supermoon. Jika memang fenomena supermoon mempunyai hubungan sebab-akibat dengan terjadinya gempa bumi, seharusnya pada tanggal 4 Januari 1912 terjadi gempa bumi yang lebih dahsyat dari gempa bumi di Tohoku, karena jarak perigee Bulan pada tanggal 4 Januari 1912 lebih dekat daripada jarak perigee Bulan pada tahun 2011, yaitu 356.375 km.[12] Namun kenyataannya pada bulan Januari 1912 tidak terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat.[13] Sehingga klaim yang mengatakan bahwa supermoon mempunyai sebab langsung terhadap gempa bumi tidak dibenarkan.

  • Menghitung Saat terjadinya Supermoon       
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa terjadinya supermoon adalah saat fase Bulan purnama dan posisi Bulan berada di perigee-nya (titik terdekatnya) dengan Bumi. Sekarang setelah tahu sekilas tentang supermoon, mari kita lanjutkan dengan menghitung saat Bulan berada di perigee...^_^ (are you ready...!?)
Silahkan buka lagi buku Astronomical Algorithms Chapter 48. Perhitumgan pada chapter ini adalah untuk mengetahui perkiraan waktu saat Bulan berada pada jarak minimumnya ke Bumi. Rumus-rumus yang disajikan merupakan rumus yang diambil dari Chapront’s Lunar Theory ELP-2000/82 yang beberapa rumusnya telah disempurnakan oleh Jean Meeus..(wow..^_^).
Untuk mengetahui kapan terjadinya Supermoon, pertama-tama kita harus menghitung kapan Bulan berada di perigee
Contoh: Menghitung saat Bulan berada di perigee pada Mei 2012. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1.  Menghitung k
K = INT((Tahun + Bulan / 12 - 1999,97)*13,2555)  
            K = INT((2012 + 5 / 12 - 1999,97)*13,2555)
    = 164          

2. Menghitung T        
T = k / 1325,55           
   = 164 / 1325,55       
   = 0,123722229

3. Menghitung waktu rata-rata saat Bulan berada di Perigee menggunakan Julian
    Day Ephemeris
JDE = 2451534,6698 +27,55454988 *k -0,0006886 *T^2 -0,000001098
          *T^3 +0,0000000052 *T^4
        = 2451534,6698 +27,55454988 *164 -0,0006886 *0,123722229^2
           -0,000001098 *0,123722229^3 +0,0000000052 *0,123722229^4
JDE = 2456053,616

4. Menghitung elongasi rata-rata Bulan pada saat JDE         
            D = 171,9179 +335,9106046 *k -0,010025 *T^2 -0,00001156 *T^3
        +0,000000055 *T^4
     = 171,9179 +335,9106046 *164 -0,010025 *0,123722229^2 -0,00001156
        *0,123722229^3 +0,000000055 *0,123722229^4
     = 181,2569009 derajat
     = 3,163529713 radian

5. Menghitung Anomali rata-rata Matahari
M = 347,3477 +27,1577721 *k -0,0008323 *T^2 -0,000001 *T^3
     = 347,3477 +27,1577721 *164 -0,0008323 *0,123722229^2 -0,000001
       *0,123722229^3
     = 121,2223117 derajat
     = 2,1175728465 radian

6. Menghitung Argumen lintang Bulan
F = 316,6109 +364,5287911 *k -0,0125131 *T^2 -0,000148 *T^3
   = 316,6109 +364,5287911 *164 -0,0125131 *0,123722229^2 -0,000148
      *0,123722229^3
   = 339,3324486 derajat
   = 5,922468487 radian

7. Menghitung Periodic Terms (koreksi) pada tabel 48.A
Koreksi = -1,6769 *SIN (2*D) +0,4589 *SIN (4*D)
                  -0,1856 *SIN (6*D) +0,0883 *SIN (8*D)
                  -(0,0773 +0,00019 *T) *SIN (2*D -M)
                  +(0,0502 -0,00013 *T) *SIN (M)
                  -0,046 *SIN (10*D) +(0,0422 -0,00011 *T) *SIN(4*D-M)
                  -0,0256 *SIN (6*D-M) +0,0253 *SIN (12*D)
                  +0,0237 *SIN (D) +0,0162 *SIN (8*D-M)
                  -0,0145 *SIN (14*D) +0,0129 *SIN (2*F)
                  -0,0112 *SIN (3*D) -0,0104*SIN (10*D-M)
                  +0,0086 *SIN (16*D) +0,0069 *SIN (12*D-M)
                 +0,0066 *SIN (5*D) -0,0053 *SIN (2*D+2*F)
                 -0,0052 *SIN (18*D) -0,0046 *SIN (14*D-M)
                 -0,0041 *SIN (7*D) +0,004 *SIN (2*D+M)
                 +0,0032 *SIN (20*D) -0,0032 *SIN (D+M)
                 +0,0031 *SIN (16*D-M) -0,0029 *SIN (4*D+M)
                 +0,0027 *SIN (9*D) +0,0027 *SIN (4*D+2*F)
                  -0,0027 *SIN (2*D-2*M) +0,0024 *SIN (4*D-2*M)
                 -0,0021 *SIN (6*D-2*M) -0,0021 *SIN(22*D)
                 -0,0021 *SIN (18*D-M) +0,0019 *SIN (6*D+M)
                  -0,0018 *SIN (11*D) -0,0014 *SIN(8*D+M)
                  -0,0014 *SIN (4*D-2*F) -0,0014 *SIN (6*D+2*F)
                 +0,0014 * SIN (3*D+M) -0,0014 *SIN (5*D+M)
                 +0,0013 *SIN (13*D) +0,0013 *SIN (20*D-M)
                 +0,0011 *SIN (3*D+2*M) -0,0011 *SIN (4*D+2*F-2*M)
                 -0,001 *SIN (D+2*M) -0,0009 *SIN(22*D-M)
                 -0,0008 *SIN (4*F) +0,0008 *SIN(6*D-2*F)
                 +0,0008 *SIN (2*D-2*F+M) +0,0007 *SIN (2*M)
                 +0,0007 *SIN (2*F-M) +0,0007 *SIN (2*D+4*F)
                 -0,0006 *SIN (2*F-2*M) -0,0006 *SIN (2*D-2*F+2*M)
                 +0,0006 *SIN (24*D) +0,0005 *SIN (4*D-4*F)
                 +0,0005 *SIN (2*D+2*M) -0,0004 *SIN (D-M)

Koreksi = 0,032541684 hari

8. Menghitung saat Bulan di Perigee dengan menggunakan Julian Day Ephemeris
    terkoreksi
JDEperigee = JDE + Koreksi
                 = 2456053,616 + 0,032541684
                 = 2456053,649
9. Menghitung Delta T
           Delta T  = ((102,3 + 123,5 * T+ 32,5 * T^2)/3600)
= ((102,3 + 123,5 * 0,123722229 + 32,5 * 0,123722229^­2)/3600) 
= 0,032799216 jam
= 0,001366634 hari

14. Menghitung JDE Universal Time (UT)
           JDE (UT) = JDE (TDT) - Delta T
               = 2456053,649 - 0,001366634
   = 2456053,647

15. Mengkonversi JDE (UT) menjadi Waktu Lokal
Metode konversi JD menjadi Gregorian ini hasilnya valid walaupun untuk menghitung tahun “negatif” (sebelum masehi). Caranya, tambahkan JD dengan 0,5. Z adalah hasil integernya dan F adalah hasil fraction atau desimalnya.
       JDE UT + 0,5
   = 2456053,647 + 0,5
               = 2456054,148511461
Z             = 2456054
F            = 0,148511461

Jika hasil Z < 2299161, maka A = Z, namun jika Z lebih ataupun sama dengan 2299161, maka menghitung:
α          = INT ((Z -1867216,25)/ 36524,25)
= 16

A            = Z + 1 + α – INT(α/4)
   = 2456054 + 1 + 16 -4
   = 2456067

Kemudian menghitung:
B         = A + 1524
            = 2457591
C         = INT((B – 122,1)/365,25)
            = 6728
D         = INT(365,25 * C)
            = 2457402
E         = INT((B – D)/30,6001)
            = 6

-          Tanggal dan jam saat Bulan berada pada perigee bisa diketahui dengan menghitung rumus di bawah ini, hasil integernya adalah tanggal dan hasil fraction atau desimalnya adalah jamnya
Dy           = B – D – INT(30,6001 * E) + F
   = 2457591 – 2457402 – INT(30,6001 * 6) + 0,148511461
   = 6,148511461
Tgl           = 6
Jam          = 0,148511461 * 24
                = 3 : 33 : 51 UT

-          Bulan (m) saat Bulan pada perigee bisa diketahui dengan
Jika E < 14, maka m = E -1
Jika E = 14 atau 15, maka m = E -13
Karena E = 6, maka:
m         = 6 -1
            = 5 (Mei)
-          Tahun saat Bulan berada pada perigee bisa diketahui dengan menghitung
Jika m > 2, maka y = C – 4716
Jika m =1 atau 2, maka y = C – 4715
            Karena m = 5, maka:
Y         = C – 4716
            = 6728 – 4716
            = 2012

Jadi Bulan berada pada perigee-nya pada tanggal 6 Mei 2012 jam 3 : 33 : 51 UT atau, 6 Mei 2012 jam 10 : 33 : 51 WIB dengan Jarak Bumi-Bulan ± 356.954,0 km. Dan ternyata pada tanggal tersebut, Bulan juga sedang dalam fase oposisi, yaitu pada pukul 3 : 36 : 12 UT / 10 : 36 : 12 WIB.[14] Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 6 Mei 2012 terjadi fenomena Supermoon...^_^





[4] http://www.telegraph.co.uk/science/space/8395123/Supermoon-blamed-for-stranding-five-ships-in-Solent.html
[5]Jean Meeus, Mathematical Astronomy Morsels. Richmond, Virginia: Willmann-Bell. hal. 15. ISBN 0-943396-51-4. 
[6] Di dalam fisika, hukum kuadrat terbalik atau hukum kuadrat kebalikan atau hukum kuadrat invers, adalah hukum fisika yang menyatakan besarnya suatu kuantitas atau kekuatan fisika berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber pemancarnya. Hukum kuadrat terbalik umumnya berlaku ketika suatu gaya, energi, atau kuantitas kekal lainnya dipancarkan secara radial dari sumbernya. Karena luas permukaan sebuah bola (yang besarnya) sebanding dengan kuadrat jari-jari, maka semakin jauh kuantitas tersebut dipancarkan dari sumber, semakin tersebar dalam sebuah daerah yang sebanding dengan kuadrat jarak dari sumber. Dengan demikian, kuantitas yang melewati satu satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber.
[7] John Hawley, Apparent of the Moon Size. Ask a Scientist. Newton.
[8] Richard Nolle, Supermoon, Astropro. Tth.
[9] Paquette, Mark (March 1, 2011). "Extreme Super (Full) Moon to Cause Chaos?" Astronomy Weather Blog. AccuWeather
[10] Plait, Phil (March 11, 2011). "No, the 'supermoon' didn't cause the Japanese earthquake". Discover Magazine
[11] Fuis, Gary. "Can the position of the moon or the planets affect seismicity?", U.S. Geological Survey: Earthquake Hazards Program
[12] Jean Meeus, “Extreme Perigees and Apogees of The Moon”, Sky and Telescope, hal. 110-111
[13] http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eqarchives/year/mag8/magnitude8_1900_date.php
[14] Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan kapan terjadinya oposisi Bulan, silahkan baca postingan penulis mengenai Mencari Kapan Terjadinya Full Moon