Masyarakat jawa biasanya identik dengan mitos. Ada cerita Nyi Rorokidul, Nyi Blorong, dan cerita-cerita mistis atau adat-adat jawa lainnya. Dan yang tak kalah menarik untuk dibahas diantaranya adalah tentang fenomena “tahun dudo”(kalau dalam kalender cina di sebut tahun kerbau).
Tahun dudo adalah mitos yang kontrofersial, Menurut kepercayaan masyarakat jawa, barang siapa yang melakukan sesuatu hal yang penting seperti: menikah, bepergian jauh, mendirikan rumah, bekerja untuk pertama kali, menggarap sawah, dan pekerjaan penting lainnya maka akan mendapat balak yang tak disangka-sangka. Itulah kepercayaan yang sudah mengakar kuat di kancah masyarakat. Hal itu juga didukung dengan adanya kisah nyata. Sebagai contoh sebut saja Imah [samaran] bepergian di tanggal satu suro (awal tahun dudo), oleh orang-orang terdekatnya sudah dilarang, tapi dia masih bersikukuh, akhirnya dia kecelakaan di jalan dan harus di rawat di rumah sakit.
Bagi masyarakat modern mereka tidak mempermasalahkan mitos itu, malah mereka dengan santainya pergi jauh hanya untuk merayakan tahun baru, dan bahkan ada yang berani mengadakan walimah. Apalagi bagi kalangan mahasiswa yang lebih percaya pada nalar dari pada mitos.
Orang jawa membagi tahun menjadi delapan bagian, yaitu :
1) aboge : Rabu wage tahun alif
2) Hakhadpon : Ahad pon tahun ha’
3) Jaahpon : Jumat pon tahun jim awal
4) Yasohen : Selasa pahing tahun za
5) Daltugi : Sabtu legi tahun dal
6) Bamesgi : Kamis legi tahun ba’
7) Wawunenwon : Senen kliwon tahun wawu
8) Jaahgeyo : Jumat wage tahun jim akhir
Bagi masyarakat modern mereka tidak mempermasalahkan mitos itu, malah mereka dengan santainya pergi jauh hanya untuk merayakan tahun baru, dan bahkan ada yang berani mengadakan walimah. Apalagi bagi kalangan mahasiswa yang lebih percaya pada nalar dari pada mitos.
Orang jawa membagi tahun menjadi delapan bagian, yaitu :
1) aboge : Rabu wage tahun alif
2) Hakhadpon : Ahad pon tahun ha’
3) Jaahpon : Jumat pon tahun jim awal
4) Yasohen : Selasa pahing tahun za
5) Daltugi : Sabtu legi tahun dal
6) Bamesgi : Kamis legi tahun ba’
7) Wawunenwon : Senen kliwon tahun wawu
8) Jaahgeyo : Jumat wage tahun jim akhir
Dalam hitungannya antara tahun yang satu dengan tahun yang lain harus mempunyai pasangan kalau tidak punya pasangan maka itu disebut tahun dudo penjelasannya sebagai berikut:
Tahun aboge berpasangan dengan tahun jaahgeyo (sama-sama pasarannya wage, lihat di atas), tahun hakhadpon berpasangan dengan jaahpon (sama-sama pasarannya pon), tahun yasohen adalah tahun dudo karena tidak ada pasangannya, tahun daltugi berpasangan dengan bamesgi (sama-sama pasarannya legi), dan untuk ke dua kalinya tahun dudo jatuh pada tahun wawunenwon karena tidak ada pasanganya, orang jawa mencocookkan pasarannya, bukan harinya.
* Cara perhitungannya:
1. Mencari Tahun Jawa Islam
Dengan rumus = Tahun hijriyah + 512
2. Mencari nama tahunnya
Dengan rumus = (Tahun Jawa – 1554) : 8
Yang diambil adalah sisanya.
No | Nama Tahun |
1 | Alip |
2 | Ehe |
3 | Jim Awal |
4 | Ze |
5 | Dal |
6 | Be |
7 | Wawu |
0 | Jim Akhir |
3. Mencari Hari dan pasaran Tahun Alipnya (Tahun Pertamanya)
Menurut Sistem Kalender Jawa, satu Tahun berumur 354,375 hari, maka dalam waktu 120 tahun sistem ini akan kelebihan 1 hari bila dibandingkan dengan sistem Hijriyah. Oleh Karena itu, setiap 120 tahun ada pengurangan 1 hari yaitu yang semestinya tahun panjang dijadikan tahun pendek.
a. Tahun 1555 s.d 1626 J (tahun Jawa) adalah A’ahgi (Tahun Alip Jum’at Legi)
b. Tahun 1627 s.d 1746 J (tahun Jawa) adalah Amiswon (Tahun Alip Kamis Kliwon)
c. Tahun 1724 s.d 1866 J (tahun Jawa) adalah Aboge (Tahun Alip Rabu Wage)
d. Tahun 1867 s.d 1986 J (tahun Jawa) adalah Asapon (Tahun Alip Selasa Pon)
e. Tahun 1987 s.d 2106 J (tahun Jawa) adalah Anenhing (Tahun Alip Senin Pahing)
4. Mencari nama tahun serta pasaran Tahun-Tahun setelahnya dengan menggunakan Jadwal Tahun Jawa.
No | Nama Tahun | Hari | Pasaran |
1 | Alip | 1 | 1 |
2 | Ehe | 5 | 5 |
3 | Jim Awal | 3 | 5 |
4 | Ze | 7 | 4 |
5 | Dal | 4 | 3 |
6 | Be | 2 | 3 |
7 | Wawu | 6 | 2 |
0 | Jim Akhir | 3 | 1 |
5. Mencari Tahun dudo pada siklus Tahun Jawa tersebut
Tahun Dudo adalah tahun yang tidak mempunyai pasangan pasarannya dengan tahun yang lain. Dengan melihat Jadwal Tahun Jawa, bisa diketahui kapan jatuhnya tahun Dudo.
contoh perhitungan:
Apakah Tahun 1433 Hijriyah merupakan tahun Dudo?
1. Mencari tahun Jawa Islam
1433 H + 512 = 1945 J
2. Mencari nama Tahunnya
(1945 – 1554) : 8 = 48
sisa 7 รจ Tahun wawu
3. Mencari Hari dan pasaran Tahun Alifnya (Tahun Pertamanya)
1945 J masuk pada siklus Tahun Jawa Asapon (Tahun 1867 s.d 1986 J), maka hari dan pasaran Tahun Alifnya adalah Selasa Pon
4. Mencari nama tahun serta pasaran Tahun-Tahun setelahnya dengan menggunakan Jadwal Tahun Jawa.
Sesuai Jadwal Tahun Jawa, nama tahun serta pasaran Tahun Jawa pada Siklus Asapon adalah sebagai berikut:
No | Nama Tahun | Hari | Pasaran |
1 | Alip | Selasa | Pon |
2 | Ehe | Sabtu | Pahing |
3 | Jim Awal | Kamis | Pahing |
4 | Ze | Senin | Legi |
5 | Dal | Jum’at | Kliwon |
6 | Be | Rabu | Kliwon |
7 | Wawu | Ahad | Wage |
0 | Jim Akhir | Kamis | Pon |
5. Mencari Tahun dudo pada siklus Tahun Jawa tersebut
Dengan melihat Jadwal Tahun Jawa “Asapon”, Tahun Dudonya adalah Tahun Ze dan Tahun Wawu.
Karena tahun 1433 H / 1945 J adalah Tahun Ze, maka Tahun tersebut adalah tahun Dudo.
No comments:
Post a Comment