Pages

Tuesday, December 27, 2011

SISTEM PENANGGALAN YAHUDI



A.     Pengertian Penanggalan Yahudi
Kalender yahudi atau kalender ibrani merupakan kalender resmi bangsa israel yang digunakan untuk penentuan prosesi keagamaan etnis yahudi yang tersebar di seluruh dunia. Pada awalnya, kalender yahudi merupakan kalender yang murnimenggunakan Sistem lunar kalender. Namun, karena selalu terjadi ketidak-cocokan dengan musim, maka kemudian diberikan bulan sisipan pada setiap tahun ke 3.

B.     Sejarah Penanggalan Yahudi
Sejarah jejak kalender Yahudi dimulai sejak milenium kedua SM. Pada saat ini, sebuah kalender luni-solar tampaknya telah digunakan sudah, di mana keputusan intercalating bulan dibuat berdasarkan pengamatan. Hanya empat bulan yang memiliki nama-nama (Abib, Ziv, Bul, Ethanim), sedangkan bulan-bulan lain hanya diberi nomor saja. Pada tahun 587 SM, Yerusalem dihancurkan oleh raja Babel Nebukadnezar II dan banyak orang Yahudi dideportasi ke Mesopotamia sehingga nama bulan sangat dipengaruhi oleh nama bulan Babilonia. Bulan Yahudi kembali dipakai setelah Kyros raja Persia mengalahkan Kekaisaran Babilonia, orang-orang Yahudi diizinkan kembali ke Yerusalem. Ini adalah periode yang dikenal sebagai zaman Bait Suci Kedua (538 SM sampai 70 Masehi).[1]
Tidak hanya interkalasi, tetapi juga setiap awal bulan ditentukan oleh pengamatan. Sebuah dewan kalender berkumpul pada 30 hari setiap bulan dan saksi berkonsultasi, yang harus melaporkan visibilitas Bulan sabit itu. Seandainya bulan sabit telah terlihat, hari yang sebenarnya itu dinyatakan sebagai hari pertama bulan baru. Jika tidak, bulan baru dimulai hanya dengan hari berikutnya. Keputusan itu diterbitkan dan dikirim ke semua masyarakat dengan sinyal api. Tapi, menurut sebuah catatan dari abad kedua Masehi, orang Samaria memberikan sinyal palsu sehingga  menyebabkan banyak orang Yahudi mengalami kesalahan. Oleh karena itu keputusan awal bulan baru ini dibawa ke masyarakat oleh utusan, tetapi dengan banyaknya komunitas Yahudi yang terlalu jauh menyebabkan waktu dan tanggal yang sebenarnya menjadi tidak pasti.  Oleh karena itu, orang Yahudi merayakan semua hari-hari raya pada dua hari berturut-turut.
Negara Yahudi merdeka lagi di 140 SM, dan pada akhir abad ini kerajaan Yahudi telah berevolusi. Segera takhta ditentang memberikan kemungkinan Roma untuk terlibat. Pada 63 SM, Palestina diduduki oleh kelompok-kelompok Romawi yang dipimpin oleh Pompeius. Negara Yahudi itu tetap merdeka, namun harus mematuhi perintah Romawi. Sanhedrin diciptakan, yang menjadi otoritas tertinggi mengenai masalah negara Yahudi, termasuk penentuan kalender, yang berbasis observasi.[2]
Setelah perang antara penduduk Yunani dan Yahudi di Palestina, skala-penuh pemberontakan Yahudi yang dikembangkan pada tahun 66 M. Bangsa Romawi mengirim Vespasianus untuk menekan pemberontakan.  Setelah kematian Nero perang saudara pecah di Kekaisaran Romawi sendiri, yang Vespasianus bisa menang, menjadi kaisar di 69 M. Putra Vespasianus, Titus, mengambil alih memimpin dari kelompok-kelompok Romawi di Palestina. Akhirnya, Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan pada tahun 70 Masehi.
Sanhedrin diciptakan kembali pada akhir abad pertama Masehi dan dipimpin oleh bapa bangsa. Dengan Yahudi sekarang memiliki masyarakat hampir di seluruh dunia sehingga kemudian skema reguler untuk kalender menjadi perlu.  Pemberontakan yang dipimpin oleh Bar-Kokhba (132 M) dan penganiayaan terhadap orang Yahudi mencapai intensitas yang membuatnya hampir mustahil untuk mengkomunikasikan awal bulan dan tahun. Sekarang, aturan komputasi tentang kalender sedang didirikan, dan pada abad keempat Masehi bulan ditentukan oleh perhitungan, laporan saksi setelah menjadi formalitas belaka. Ada beberapa oposisi terhadap praktek ini dalam Sanhedrin, dan Yahudi di Babel dan Alexandria diberitahu untuk terus merayakan hari-hari raya pada dua hari, yang dilakukan oleh orang Yahudi di diaspora sampai sekarang.
Ketika Constantine menjadi kaisar Romawi, secara de facto agama Kristen menjadi agama resmi di kekaisaran. Hal itu membuat Bangsa Yahudi dilarang untuk menjalankan agama Yahudi sama sekali, termasuk untuk melakukan perhitungan sehubungan dengan kalender Yahudi.  Hal ini menyebabkan, pada tahun 359 M, patriarch Hillel II menerbitkan aturan untuk menghitung kalender secara terdembunyi. tahun kabisat tahun 19-Siklus adalah tetap untuk menyajikan urutan, sedangkan era dan beberapa aturan untuk menentukan Tahun Baru ditetapkan hanya sampai 10. Era yang digunakan sampai abad ke-11 adalah era Dinasti Seleukus, mulai tahun 312 SM, sedangkan dari tanggal 10 sampai abad ke-16, era Penciptaan Yahudi mulai dipakai, yang dimulai pada 3761 SM.

C.     Perhitungan Awal Tahun
Awal tahun ditentukan oleh perhitungan siklik berdasarkan bulan lunar serta tahun tropis. Gabungan dari matahari dan bulan (atau bulan baru, dalam bahasa Ibrani: Molad) perbaikan awal bulan. The Molad bulan Tishri (Molad Tishri) bersama dengan beberapa peraturan tambahan menentukan Hari Tahun Baru (Rosh Ha-Shanah).
Dalam sitem penaggalan yahudi yang dikenal dengan sebutan kaender Ibrani, hari dimulai sejak terbenamnya matahari. Jadi hari senin pukul 19.00 dalam kalender masehi berarti hari selasa dalam kalender ibrani. Dengan demikian pada musim dingin jam malam akan menjadi lebih panjang dibandingkan dengan siang hari pada musim yang sama dan begitu pula sebaliknya. Selain itu bulan baru ditandai dengan menculnya bulan sabit atau dalam istilah Islam dikenal dengan Hilal.
Menurut kepercayaan yahudi, awal tahun dihitung sejak penciotaan dunia yang diperkirakan terjadi pada 3.761 tahun sebelum kelahiran kristus.
Nama- nama bulan dalam sistem penanggalan Yahudi adalah sebagai berikut :
Bulan        Lama                 Gregorian / internasional
Nissan       30 hari                 Maret-April
Iyar           29 hari                 April-Mei
Sivan         30 hari                 Mei-Juni
Tammuz    29 hari                 Juni-Juli
Av            30 hari                 Juli-Agustus
Elul           29 hari                 Agustus-September
Tishri        30 hari                 September-Oktober
Heshvan   29 / 30 hari          Oktober-November
Kislev      30 / 29 hari           November-Desember
Tevet       29 hari                  Desember-Januari
Shevat     30 hari                  January-February
Adar        29 / 30 hari          Februari-Maret
Adar II    29 hari                  Maret-April
Di tahun kabisat Adar punya 30 hari.
Tahun baru dimulai Nissan.
Pada dasarnya kalender yahudi adalah murni kalender Lunar. Namun akibat sering terjadi ketidak cocokan dengan musim sehingga kemudian diberikan bulan sisipan pada setiap tahun ketiga.
Dalam sistem penanggalan Yahudi dikenal ada tiga jenis tahun yaitu tahun pendek, normal dan lengkap yang terjadi dalam siklus 19 tahun di tahun 3, 6, 8, 11, 14, 17, dan 19. Dalam tahun (kabisat) embolis, satu bulan ekstra 29 hari, "Veadar" atau "Adar II", akan ditambahkan ke akhir tahun setelah bulan "Adar", yang ditunjuk "Adar I" di tahun-tahun tersebut. Selanjutnya, tahun mungkin kekurangan, teratur, atau lengkap, masing-masing memiliki 353, 354, atau 355 hari dalam setahun umum dan 383, 384, atau 385 hari dalam tahun embolis. Hari didefinisikan sebagai dimulai saat matahari terbenam, dan kalender dimulai saat matahari terbenam malam sebelum hari Senin, 7 Oktober 3761 sm dalam kalender Julian, atau Julian 347.995,5 hari. Hari diberi nomor dengan Minggu sebagai  hari pertama hingga Sabtu sebagai hari ke 7.
Panjang rata-rata per bulan adalah 29.530594 hari, sangat dekat dengan bulan synodic mean (waktu dari Bulan baru ke Bulan baru berikutnya) dari 29,530588 hari. Itulah akurasi yang lebih dari 13.800 tahun berlalu sebelum perbedaan hari antara rata-rata perhitungan kalender dari awal bulan dan waktu rata-rata Bulan baru. Penyelarasan dengan tahun matahari lebih baik daripada kalender Julian, namun lebih rendah ke Gregorian. Panjang rata-rata satu tahun adalah 365.2468 hari dibandingkan dengan tahun matahari tropis aktual (waktu dari ekuinoks untuk equinox) dari 365,24219 hari, sehingga kalender menumpuk satu hari kesalahan sehubungan dengan tahun matahari setiap 216 tahun. 
Agama dan Umat Yahudi merayakan Tahun Baru mereka tidak pada hari ke-1 bulan ke-1 Kalender Ibrani (bulan Nisan), tetapi pada hari ke-1 bulan ke-7 Kalendar Ibrani (bulan Tishrei). Umat Yahudi menyebut Perayaan Tahun Baru mereka dengan nama Rosh Hashanah, yang berarti “Kepala Tahun”.
Rosh Hashanah ini digunakan oleh umat Yahudi untuk memperingati penciptaan dunia seperti yang ditulis dalam kitab mereka. Mereka merayakannya dengan cara berdoa di sinagog, mendengar bunyi shofar (tanduk). Menyediakan makanan pesta berupa roti challah yang bundar dan apel yang dicelupkan ke dalam madu, juga kepala ikan dan buahdelima. Buah-buahan baru disajikan pada malam kedua. Pada Perayaan Tahun Baru ini mereka beristirahat dari aktivitas kerja.
Jika memakai kalender Gregorian (Kalender Masehi), Tahun Baru Yahudi ini dirayakan pada bulan September. Misalnya tahun 2008 M Rosh Hashanah jatuh pada 29 September 2008. Tanggal itu ekivalen dengan tanggal 1 Tishrei 5769 AM (Anno Mundi). Anno Mundi adalah bahasa latin yang artinya “dalam hitungan tahun dunia”, disingkat A.M. karena orang Yahudi menganggap kalender mereka dimulai dari tanggal kelahiran Adam. Menurut perhitungan Kalender Ibrani, tanggal 1 bulan Tishrei tahun ke-1 AM adalah ekivalen dengan hari Senin, tanggal 7 Oktober tahun  3761 SM dalam Kalender Julian (Kalender Romawi Kuno).
Ketika Panglima Pompey dari Kekaisaran Romawi Kuno menguasai Yerusalem pada tahun 63 SM, orang-orang Yahudi mulai mengikuti Kalender Julian (Kalender Bangsa Romawi yang menjajahnya). Dan setelah berdiri negara Israel pada tahun 1948 M, mulai tahun 1950an M Kalender Ibrani menurun penggunaannya dalam kehidupan bangsa Yahudi sekuler. Mereka lebih menyukai Kalender Gregorian untuk kehidupan pribadi dan kehidupan publik mereka. Dan sejak tahun 1980an, bangsa Yahudi sekuler justru mengadopsi kebiasaan Perayaan Tahun Baru Gregorian (Tahun Baru Masehi) yang biasanya dikenal dengan sebutan ”Sylvester Night” dengan berpesta pada malam 31 Desember hingga 1 Januari.
Kalender Yahudi. Umat Yahudi menggunakan kalender Anno Mundi (Tahun Dunia) yang memulai perhitungan tahun sejak 3760 SM, tahun penciptaan langit dan bumi (Genesis) menurut keyakinan umat Yahudi. Tahun baru (rosh ha-shanah = “kepala tahun”) terjadi pada awal musim gugur (September atau Oktober). Sama dengan kalender Hijriyah, awal bulan ditandai oleh munculnya hilal.     

D.    Penghitungan Tanggal Paskah
Hari Raya terpenting bagi umat Yahudi adalah Pesakh atau Paskah (artinya “lewat; bebas”), yaitu tanggal 14 Nisan, hari pembebasan Bani Israil yang dipimpin Nabi Musa a.s. dari perbudakan Fir`aun di Mesir selama ratusan tahun. Pada hari Paskah 14 Nisan, yang jatuh pada tanggal 30 Maret 2010, umat Yahudi dianjurkan menyembelih hewan qurban berupa domba.
Umat Nasrani juga merayakan Paskah, tetapi dengan makna yang berbeda, yaitu pembebasan manusia dari dosa. Mereka tidak menyembelih domba, sebab Nabi Isa al-Masih a.s. mereka anggap sebagai “domba Paskah” yang sudah dikorbankan. Pada mulanya Paskah umat Nasrani sama dengan umat Yahudi, yaitu tanggal 14 Nisan. Sejak tahun 325 Masehi, melalui sidang Konsili di Nikea (Iznik di Turki sekarang), Paskah ditetapkan harus pada hari Minggu sesudah purnama selepas 21 Maret, agar cocok dengan perayaan Easter Sunday warisan kepercayaan kafir Romawi purba. Itulah sebabnya Paskah umat Nasrani tahun ini jatuh pada tanggal 4 April 2010.
Paskah dalam kalender gerejawi sering disebut sebagai perayaan yang berpindah, artinya perayaannya tidak terpaku pada tanggal tertentu di dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama mengikuti perputaran matahari dan keempat musim) melainkan dihitung menurut kalender suryacandra seperti kalender Ibrani. Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April. Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April , yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8 Mei.
Sistem kalender modifikasi dari Kalender Julian. Yang pertama kali mengusulkannya ialah doktor Aloysius Lilius, dari Napoli, Italia dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582. Sistem kalender yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 sebelum Masehi. Sistem kalender yang menggunakan fase bulan sebagai acuan utama namun juga menambahkan pergantian musim di dalam perhitungan tiap tahunnya. Kalender ini biasanya ditandai dengan adanya bulan-bulan kabisat beberapa tahun sekali ataupun berturut-turut. Dengan demikian, jumlah bulan dalam satu tahun dapat mencapai 12 sampai 13 bulan.
Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicea I pada 325 diputuskan bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang sama, yang akan dihitung secara berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan keputusan konsili yang selamat hingga zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak memutuskan cara tertentu untuk menghitung tanggal Paskah. Metode penghitungan paskah yang berlaku sejak Zaman Pertengahan adalah Paskah dirayakan pada hari Minggu setelah bulan purnama pertama Musim semi (vernal equinox). Kalimat tersebut sebenarnya tidak sungguh sama dengan sistem perhitungan gerejawi. Dalam perhitungan gerejawi, gereja-gereja Kristen menggunakan 21 Maret sebagai awal tanggal perhitungan Paskah, dari sana dicari kapan bulan purnama berikutnya, demilian seterusnya. Bagi gereja-gereja Ortodoks yang masih menggunakan kalender Julian, tanggal yang digunakan juga 21 Maret, namun dalam kalender Julian, sebagai akibatnya terdapat perbedaan-perbedaan.
Paskah ditentukan berdasarkan siklus suryacandra. Satu bulan dalam penanggalan candra (bulan) terdiri dari bulan-bulan sepanjang 30 hari dan 29 hari, berselang-seling, dengan satu bulan tambahan yang ditambahkan secara berkala agar pas dengan penanggalan surya (matahari). Dalam setiap tahun surya (1 Januari hingga 31 Desember), bulan candra dimulai dengan sebuah purnama gerejawi yang jatuh pada periode 29 hari di antara 8 Maret hingga 5 April (inklusif) dan dinamakan "bulan candra Paskah" tahun tersebut. Paskah adalah hari Minggu ke-3 dalam bulan candra Paskah, atau dengan kata lain hari Minggu setelah hari ke-14 bulan candra Paskah. Hari ke-14 itu sendiri dinamakan purnama Paskah, walaupun hari ke-14 pada bulan candra dapat berbeda dengan purnama astronomis hingga 2 hari lamanya. Karena purnama gerejawi jatuh pada tanggal 8 Maret hingga 5 April, purnama Paskah atau hari ke-14-nya pasti jatuh pada tanggal 21 Maret hingga 18 April. Dengan demikian Paskah menurut kalender Gregorian akan memiliki 35 kemungkinan hari - antara 22 Maret hingga 25 April (inklusif). Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 22 Maret adalah pada tahun 1818 dan berikutnya adalah tahun 2285. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 25 April adalah pada 1943 dan berikutnya adalah tahun 2038. Siklus perputaran tanggal-tanggal Paskah berulang tepat setiap 5.700.000 tahun; 19 April merupakan tanggal Paskah yang tersering, yang terjadi 220.400 kali, atau 3.9%, dibanding dengan median tanggal-tanggal lainnya sebanyak 189.525 kali atau 3.3%. Paskah menurut kalender Julian seringkali (sekitar 50%) dirayakan 1 minggu setelah kalender Gregorian, karena tidak adanya penyesuaian perhitungan tanggal seperti yang dilakukan di kalender Gregorian. Namun tidak jarang pula selisih waktunya hingga 3-4 minggu. Untuk menghindari perbedaan cara perhintungan Paskah, gereja Katolik telah membuat tabel tanggal Paskah menurut aturan di atas. Seluruh gereja yang merayakan Paskah sesuai dengan tanggal tersebut. Hubungan dengan penanggalan Paskah Yahudi Paskah Yahudi juga menggunakan kalender suryacandra untuk menghitung tanggal perayaan. Minggu Paskah biasanya jatuh sekitar seminggu setelah hari pertama Paskah Yahudi (tanggal 15 Nisan pada penanggalan Yahudi). Namun karena perbedaan sistem penghitungan tanggal suryacandra antara kalender Yahudi dan Gregorian, dalam siklus 19 tahun Paskah Yahudi jatuhnya satu bulan  etelah hari Minggu Paskah, yaitu tahun ke-3, 11, dan 14 dalam siklus 19 tahun kalender Gregorian (atau tahun ke 19, 8, dan 11 berturut-turut pada siklus 19 tahun kalender Karena dalam kalender Yahudi modern tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada hari Senin, Rabu, atau Jumat, seder tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada malam Kamis Putih. Seder kedua, yang diperingati oleh sebagian komunitas Yahudi sebagai malam Paskah (Yahudi) kedua, dapat jatuh pada Kamis malam. Reformasi penanggalan Paskah Dalam sebuah kongres Pan-Ortodoks tahun 1923, uskup-uskup Gereja Ortodoks Timur bertemu di Konstantinopel di bawah kepemimpinan Patriark Meletios IV. Di dalam kongres tersebut para uskup menyetujui Perubahan kalender Julian. Aslinya, kalender ini akan dapat menentukan tanggal Paskah berdasarkan perhitungan astronomis yang berlandaskan meridian Yerusalem. Namun negara-negara yang menggunakan revisi tersebut hanya menggunakan revisi-revisi hari-hari raya yang memiliki tanggal tetap pada kalender Julian, revisi rumus perhitungan tanggal Paskah tidak pernah diterapkan di keuskupan Ortodoks manapun. Pada pertemuan puncak Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) di Aleppo, Suriah pada 1997, DGD mengusulkan reformasi penghitungan Paskah yang akan mempersatukan kembali kedua sistem yang ada (Barat/Gregorian dan Timur/Julian) dengan pengetahuan ilmu astronomis modern yang menghitung equinox musim semi astronomis dan bulan purnama di meridian Yerusalem, dan juga mengikuti Konsili Nicea I tentang penanggalan Paskah pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama. Perubahan yang diusulkan DGD ini akan menyelesaikan masalah penanggalan dan menghilangkan perbedaan di antara gereja-gereja (ritus) Timur dan Barat. Reformasi ini diusulkan mulai digunakan sejak 2001, namun hingga kini hal tersebut belum digunakan oleh anggota manapun


[1]http://www.ortelius.de/kalender/j_uk.php
[2] http://www.ortelius.de/kalender/j_uk.php

No comments:

Post a Comment