A.
Definisi
dan Sejarah Penanggalan China
Kalender
China disebut sebagai Yin Yang Li[1] yang berarti Penanggalan Bulan-Matahari (Lunisolar
Calendar). Ada juga yang menyebutnya Tarikh Imlik. Sebagian lagi
menyebutnya kalender Khongcu Lik/ Tarikh Khongcu atau tarikh bulan,
karena berdasarkan perhitungan lama bulan mengitari bumi yaitu 29,5 hari.
Tarikh ini memang bukan tarikh bulan murni karena disamping berdasarkan
peredaran bulan dicocokkan pula dengan peredaran musim yang dipengaruhi letak
matahari. Sehingga penanggalan ini dapat digunakan untuk menentukan bulan baru
dan purnama, dapat juga untuk menentukan peredaran musim, maka disebut juga Im
Yang Lik (Luni Solar Calender).[2]
Aturan penanggalannya
didasarkan pada:
Adalah suatu
perhitungan tahun yang didasarkan pada revolusi dan rotasi bumi. Dasar
perhitungannya adalah:
a.
Kala rotasi bumi selama 24 jam
b.
Kala revolusi bumi: 365,25 X kala rotasi bumi = 365,25
hari = 1 tahun
Adanya
angka yang tidak bulat di atas, maka perhitungan tahun dilakukan dengan
penetapan. Penanggalan sistem ini telah dimulai sejak zaman kekaisaran Romawi
di Eropa pada tahun 47 SM. Penanggalan sistem ini dikenal dengan nama Julian
karena perintah dari kaisar Julius Caesar dengan hitungan satu tahun 365 hari 6
jam (365,25 hari). Kelebihan 6 jam tiap tahunnya ditambahkan pada tahun keempat
dengan menambahkan 1 hari pada tahun
tersebut. Sehingga tahunnya disebut tahun kabisat yang dapat diketahui
dengan membagi bilangan tahun dengan angka 4, jika tidak ada sisa berarti tahun
tersebut disebut basithoh. Tambahan ini disebut juga Adhikasuradina.
Namun
pada akhir XVI, para ahli kosmologi mengamati adanya keanehan yaitu awal musim
semi tidak jatuh pada tanggal 21 maret lagi, tetapi semakin maju. Akhirnya
ditemukan kesalahan yaitu kala revolusi bumi 365 hari 5 jam 56 menit, jadi 365
hari 6 jam kurang 4 menit. Maka tahun Julian kelebihan 4 menit tiap tahun.
Sehingga Paus Gregorius memberi dua pembetulan
terhadap kelebihan menghitung 4 menit
a.
100 tahun, kelebihan menjadi 400 menit
b.
400 tahun, kelebihan menjadi 1600 menit (26 jam 40 menit
atau 1 hari 2 jam 40 menit)
Jadi dengan dilakukan pembetulan 1 hari setiap 400 tahun
sekali hanya tersisa 2 jam 40 menit setiap 400 tahun. Maka sesudah tanggal 4 Oktober 1582 hari
berikutnya adalah 15 oktober 1582, jadi tanggal 5 Oktober sampai 14 Oktober
1582 tidak pernah ada dalam penanggalan Gregorius yang juga dipakai oleh
seluruh dunia karena dipakai secara internasional.
Bulan
adalah satelit bumi yang berevolusi terhadap bumi dan bersama bumi berevolusi
mengelilingi matahari. Kala rotasinya sama dengan kala revolusinya yaitu 27,3
hari yang disebut sideris. Sehingga wajah bulan yang menghadap bumi
selalu sama tidak pernah berubah.
Bulan
mengelilingi bumi sebanyak 360 derajat. Karena terpengaruh oleh revolusi bumi
yang ditempuh selama 27.3 hari, maka setiap harinya bulan beredar 1/27,3 X 360o
= 13,2 o selama 27,3 hari bumi telah beredar menempuh jarak 27,3
derajat karena 1 hari bumi berevolusi satu derajat.
Bulan
harus menempuh 27,3 derajat untuk berpindah dari kedudukan bulan purnama
pertama sampai purnama berikutnya. Putaran itu ditempuh bulan dalam waktu
27,3/13,2 hari = 2,2 hari. Jadi dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya
memerlukan waktu 27,3 hari + 2,2 hari
yaitu 29,5 hari (rotasi sinodis).
Dari
adanya kedua sejarah perbedaan sistem tersebut, para ahli astronomi menemukan
kejanggalan dan perbedaan (seperti yang telah dijelaskan di atas). Penanggalan
bulan yang merupakan perhitungan yang berdasarkan pada peredaran bulan.
Demikian juga untuk perhitungan hari penanggalan matahari yang berjumlah 365
hari tiap tahunnya. Ada perbedaan antara penanggalan surya dan bulan yaitu
sekitar 10-11 hari per tahun atau 7 bulan tiap 19 tahun. Penyesuaian kedua
sistem penanggalan tersebut dikenal dengan nama Luni Solar Calendaer.
Dalam
penanggalan China juga dikenal konsep tahun biasa yang terdiri dari 353, 354
atau 355 hari dan tahun kabisat yang terdiri dari 383, 384, atau 385 hari.
Perbedaan antara tahun kabisat dan tahun biasa mencapai satu bulan, hal ini
berbeda dengan tahun kabisat pada penanggalan Hijriah dan Masehi yang hanya
berbeda satu hari dari tahun biasanya. Penambahan satu bulan (leap month)
tersebut bisa terjadi pada bulan berapa pun.[5]
Tahun
China terdiri atas 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat dalam 1 bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam
setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari (Tahun Kabisat). Sehingga pada
sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru China pasti jatuh
antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir) setiap
tahunnya.
Di
dalam kalender China terdapat tahun Baru Imlik atau Sia Cia yang jatuh
pada tanggal satu bulan Cia Gwee atau bulan pertama penanggalan China
atau Tarikh Khongcu yang merupakan sistem penanggalan dari Dinasti He
(tahun 2205–1766 SM). Perhitungannya berdasarkan pada peredaran bulan dan
matahari. Sistem inilah yang masih dipakai hingga saat ini dan dikenal dengan
nama penanggalan Imlik (baca: Imlek).[6]
Sistem
penanggalan tersebut dicanangkan untuk dipergunakan kembali oleh nabi Khongcu
(menurut kepercayaan mereka) yang hidup pada tahun 551 – 479 SM. Sehingga tahun
pertama dari penanggalan Imlik tersebut dihitung mulai dari tahun
kelahiran nabi Khongcu tepatnya pada tanggal 27 bulan delapan Imlik
tahun 551 SM sehingga tahun Imlik adalah tahun masehi ditambah 551.
Pada
zaman dahulu, telah menjadi tradisi tiap dinasti menggunakan sistem penanggalan
yang berbeda. Perbedaan penanggalan ini terutama mengenai tahun barunya.
Dinasti
He menetapkan tahun barunya pada saat Kian Len (saat kejadian
manusia), Cia Gwee seperti yang dipakai hingga saat ini. Sedangkan Dinasti
Len (1766 – 1122 SM) menetapkan saat Kian Thio (saat kejadian bumi)
yaitu satu Cap Ji Gwee yang sekarang ini. Dan Dinasti Ciu
menetapkan pada saat Kian Ciu (saat kejadian langit) yaitu bulan baru Cap
It Gwee atau tepatnya pada saat Tang Ce (22 Desember, Tarikh
Masehi).[7]
Dalam
penghidupan rakyat jelata zaman dahulu, penetapan tahun baru memegang peranan
penting, karena penetapan itu menjadi pedoman mereka untuk menyiapkan pekerjaan
tahun mendatang.
Pada
zaman kuno tersebut, tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat
sendiri, karena tidak ada alat-alat tulis seperti sekarang. Mereka menanti
saat-saat tahun baru dari petugas kerajaan. Hal itu dapat dilihat pada kitab Su
King bagian kitab Dinasti He. Disana tertulis ”tiap tahun pada saat
datang permulaan musim semi (Bing Cun) diperintahkanlah orang dengan
membawa genta logam (Bok Tok) yang dipukul dengan kayu berjalan
sepanjang jalan.”
Sebagaimana
kita ketahui Dinasti He menetapkan tahun barunya pada saat menjelang
musim semi, maka utusannya akan dikirim pada saat itu pula. Sedangkan Dinasti
Len atau Siang menetapkan tahun barunya pada akhir musim dingin (Kwi
Tang).
Sedangkan
Dinasti Ciu menetapkan tahun barunya pada pertengahan musim dingin atau Tiong
Tang, mereka akan mengutus wakilnya pada bulan yang sesuai dengan
penetapannya.
Sehingga
dapat kita ketahui bahwa Dinasti He lebih bijaksana dalam menetapkan
tahun barunya, karena bertepatan dengan persiapan pekerjaan untuk tahun yang
akan datang. Sedangkan Dinasti Len dan Ciu, rakyat masih harus
melewatkan musim dingin untuk menanti satu atau dua bulan.
Pada
tahun 104 SM sistem penanggalan yang disabdakan oleh Nabi Khongcu yaitu
menggunakan sistem penanggalan Dinasti He diresmikan sebagai penanggalan
negara. Begitu juga agama Khonghucu dijadikan agama negara.
Demikian
sistem penanggalan Dinasti Han tetap digunakan mulai Dinasti Han
dan dilanjutkan terus sampai Dinasti Manchu/ Bwan Ciu (1911 M).
Ketika
republik Tiongkok diproklamirkan, sistem penanggalan resmi diubah menjadi Yong
Lik. Sampai sekarang penanggalan Khongcu Lik tetap digunakan di
beberapa negara di Asia., termasuk perayaan tahun baru Imlik, hanya berbeda
nama untuk masing-masing negara.
Demikianlah
penggunaan sistem penanggalan Dinasti He menjadi suatu lambang
kemenangan perjuangan dan semangat umat Khonghucu dalam mengembangkan
agama Khonghucu.
Adanya perkembangan dalam ilmu
Astronomi modern dimana tahun matahari (Yang Lik) yang perhitungannya
berdasarkan pada bumi mengelilingi matahari maka cara menyeimbangkan tahun
matahari (Yang Lik) dan tahun bulan (Im Lik)adalah dengan rumus
19 tahun
matahari = 19 tahun + 7 bulan lunar
Dengan
demikian dalam kurun waktu 19 tahun solar terdapat tujuh kali bulan sisipan
lunar (Adhikamasa). Cara mengisi bulan sisipan ini antara penanggalan
Budhis berbeda dengan penanggalan Im Lik, terutama berbeda pada bulan
apa bulan sisipan/ daur tahun kabisat lunar (Lun Gwee) atau biasa
dikenal Leap Month.[9], itu diletakkan.
Berikut
ini adalah bulan sisipan lunar (lun gwee) jatuh pada tahun berapa:
1987 bulan 6 Im Lik 2006 bulan 7 Im Lik
1990 bulan 5 Im Lik 2009 bulan 5 Im Lik
1993 bulan 3 Im Lik 2012 bulan 4 Im Lik
1995 bulan 8 Im Lik 2014 bulan 9 Im Lik
1998 bulan 5 Im Lik 2017 bulan 6 Im Lik
2001 bulan 4 Im Lik 2020 bulan 4 Im Lik
2004 bulan 2 Im Lik 2023 bulan 2 Im Lik
Daur 19 tahun dan sisipannya:
Tahun
|
Jumlah Tahun
|
Dari- sampai
|
Ekstra 1 bulan
|
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
|
3
tahun
3
tahun
3
tahun
2
tahun
3
tahun
3
tahun
2 tahun
|
1967 – 1969
1970 – 1972
1973 – 1975
1976 – 1977
1978 – 1980
1981 – 1983
1984 – 1985
|
1969
1972
1975
1977
1980
1983
1985
|
Daur ke – 1
|
19 tahun
|
19 tahun
|
7 bulan
|
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
|
3
tahun
3
tahun
3
tahun
2
tahun
3
tahun
3
tahun
2 tahun
|
1986 – 1988
1989 – 1991
1992 – 1994
1995 – 1996
1997 – 1999
2000 – 2002
2003 – 2004
|
1988
1991
1994
1996
1999
2002
2004
|
Daur ke – 2
|
19 tahun
|
19 tahun
|
7 bulan
|
Ke 1 – 3
Ke 4 – 6
Ke 7 – 9
Ke 10 – 11
Ke 12 – 14
Ke 15 – 17
Ke 18 – 19
|
3
tahun
3
tahun
3
tahun
2
tahun
3
tahun
3
tahun
2 tahun
|
2005 – 2007
2008 – 2010
2011 – 2013
2014 – 2015
2016 – 2018
2019 – 2021
2022 – 2023
|
2007
2010
2013
2015
2018
2021
2023
|
Daur ke – 3
|
19 tahun
|
19 tahun
|
7 bulan
|
Tahun Baru Imlek,
Cap Go Meh, dan Lun Imlik: [10]
|
Dengan
adanya bulan sisipan ini/ Lun Gwee/ Leap Month maka tahun baru
Imlek tidak akan bergerak maju terus-menerus. Berbeda dengan tarikh Hijriyah
yang murni menggunakan penanggalan bulan.[11]
Nama
asli kalender ini adalah He Lik atau Tarikh Dinasti He, disebut He
Lik karena Dinasti He (2205-1766 SM) adalah yang pertama kali
menggunakan kalender ini. Nama lainnya adalah Long Lik artinya
penanggalan petani karena perhitungan tahun barunya dimulai saat menjelang
musim semi dan perhitungan musimnya cocok untuk petani.
1. Perhitungan Berdasarkan
Batang Langit.
Batang langit atau Thian Kan jumlahnya 10 dengan
memakai nama arah tempat di sekitar alam raya, yaitu sepuluh penjuru:
ka =
barat
it = tenggara
pia =
selatan
ting = barat laut
bauw =
atas
|
kie =
bawah
ke =
barat
sin =
barat daya
jim =
utara
kui =
timur laut
|
2.
Perhitungan Tahun Berdasarkan Cabang Bumi
Cabang bumi atau Tee Ci berjumlah 12 dengan
menggunakan nama bintang- bintang/ planet dalam astrologi menurut garis edarnya
yang mengelilingi matahari. Dalam ilmu perbintangan 12 tempat itu dihubungkan
dengan nama-nama binatang dalam Shio yaitu tikus, kerbau, macan, kelinci, naga,
ular, kuda, kambing, kera, ayam, anjing, dan babi. [13]
3.
Perhitungan Tahun Berdasarkan Permutasi
Yaitu
dengan menggabungkan Thian Kan dan Tee Ci akan memperoleh 60
urutan yang dapat dipakai sebagai notasi tahun. Permutasi dapat juga dipakai
sebagai notasi bulan, hari, dan saat (sie).
Pergantian
tahun terjadi pada saat tahun baru, yang selalu jatuh pada tanggal 1 bulan 1,
yaitu pada saat Tilem, sekitar Liep Chun (awal musim semi,
tanggal 4 Februari).
Tiap tahun terbagi atas 12 bulan, yang dinyatakan dengan
urutan 1 sampai 12, untuk nama tiap bulannya, terdapat cara pemberian nama
menurut urutan cabang bumi tetapi cara notasi yang demikian tidak lazim
digunakan.
Tiap bulan lamanya 29 atau 30 hari, hal ini sesuai dengan
waktu bulan mengelilingi bumi yang lamanya 29 ½ hari. Pergantian bulan terjadi
pada saat Tilem dan pertengahan bulan (tanggal 15 Khongcu Lik)
adalah bulan purnama.
Nama-nama bulan pada penanggalan China yaitu sebagai
berikut.
1.
Cu : bulan 11, Cap It Gwee
2.
Thio : bulan 12, Cap Ji Gwee
3.
In : bulan 1, Cia Gwee
4.
Bauw : bulan 2, Ji Gwee
5.
Sin : bulan 3, Sa Gwee
6.
Ci : bulan 4, Si Gwee
|
7.
Ngo : bulan 5, Go Gwee
8.
Bie : bulan 6, Lak Gwee
9.
Sin : bulan 7, Jit Gwee
10.
Yu : bulan 8, Pik Gwee
11.
Sut : bulan 9, Kauw Gwee
12.
Hay : bulan 10, Cap Gwee
|
Seperti
yang telah dibahas di atas bahwa pada penanggalan Imlik terdapat bulan sisip/
ulang/ Lun Gwee yang terjadi seolah-olah karena penanggalan Imlik yang
lamanya 354 hari agar dapat berjalan secara seimbang dengan penanggalan masehi.
Maka dalam waktu 3 bulan harus ditambah 1 bulan yang dikenal dengan nama bulan
sisip atau Lun Gwee (Leap Month). Pendapat ini tidak benar, Lun Gwee
bukanlah penyesuaian penanggalan Imlik terhadap penanggalan Masehi melainkan
penyesuaian perputaran bumi mengelilingi matahari.
Pada
penanggalan Khongcu Lik tidak dikenal dengan adanya pembagian hari dalam
tiap minggu seperti tarikh Masehi. Melainkan pembagian hari menurut Hou/
pasaran yang terdiri atas 5 hari. Hou adalah unit pembagian hari
terkecil. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam satu hari terdapat 12 Sie,
1 Sie = 2 jam; sehingga 60 Sie (atau 5 hari = 1 Hou;
dan 3 Hou atau 5 hari = satu ciat (hari) dan berselang 3 Hou
lagi adalah satu Khi. Pembagian Ciat atau Khi menurut
peredaran bumi terhadap matahari, sehingga baik Ciat maupun Khi
adalah sesuai dengan peredaran matahari.
Tiap
bulan memiliki satu Ciat dan satu Khi, kecuali bulan ulang (Lun
Gwee) yang hanya memiliki Ciat tanpa Khi. Maka pembagian Ciat
dan Khi juga disebut sebagai pembagian atas pedoman peredaran matahari. Ciat
dan Khi dianggap sebagai hari besar atau patokan iklim atau peredaran
matahari, sepanjang jalan lintas garis khatulistiwa hingga garis balik 23,5o
lintang selatan. Sehingga dalam setahun terbagi atas 24 Ciat dan Khi.
Ke-24 patokan tersebut sifatnya lebih stabil, karena menurut perhitungan
perputaran bumi mengeilingi matahari relatif tidak berubah, karena hanya
terjadi pergeseran maju mundur satu hari untuk penyesuaian dengan keadaan yang
sesungguhnya, misalnya hari Ching Bing (Sadranan) yang biasanya jatuh
pada tanggal 5 April, karena tahun kabisat dengan bulan Februari terdiri atas
29 hari, maka hari Ching Bing untuk tahun yang bersangkutan akan jatuh
pada tanggal 4 April.
Jarak
antara satu Ciat dengan Ciat lainnya adalah 30 hari.demikian pula
jarak antara satu satu Khi dengan Khi lainnya juga 30 hari. Letak
Ciat dan Khi adalah berselang, dengan demikian jarak antara Ciat
dan Khi adalah 15 atau 16 hari.
Pembagian Ciat dalam
setahun terdiri atas 12, yaitu:
1.
Liep Chun : Awal Musim Semi, 4 Februari.
2. King Ciap : Guntur Musim Semi, 6 Maret
3.
Ching Bing : Terang dan Bersih; 5
April
4. Liep He : Awal Musim Panas; 5 atau 6 Mei.
5. Bong Ciong : Masa Panen Raya; 6 Juni
6. Siau Si : Panas Sedikit; 7 atau 8 Juli
7.
Liep Chiu : Awal
Musim Gugur; 8 Agustus
8. Pik Lou : Embun Banyak; 8 September
9. Han Lou : Embun Dingin; 8 atau 9 Oktober
10.
Liep Tong : Awal
Musim Dingin; 7 atau 8 November
11. Tai Swat : Hujan Es Besar/ Menyeluruh; 7 atau
8 Desember
12.
Siau Han : Dingin
Sebagian; 5 atau 6 Januari
Pembagian
Khi dalam setahun terbagi menjadi 12 yaitu:
1.
I Swi : Hujan Musim Semi; 19
Februari
2. Chun Hun : Pertengahan Musim Semi; 21 Maret
3.
Kok I : Hujan Terakhir; 20 atau 21 April
4.
Siau Boan
: Panen Sebagian; 21 atau 22 Mei
5.
He Cik : Puncak atau Pertengahan Musim Panas; 21 atau 22 Juni
6.
Tai Si : Panas
Menyeluruh: 22 atau 23 Juli
7.
Chi Shi : Panas Lenyap; 23 atau 24 Agustus
8.
Chiu Hun :
Pertengahan Musim Gugur; 23 atau 24 September
9.
Song Kang : Hujan Salju; 23 atau 24 Oktober.
10. Siau Swat :
Hujan Es Sebagian; 22 atau 23 November
11.
Tang Cik :Tengah Musim Dingin; 22 Desember
12.
Tai Han : Dingin Menyeluruh; 20 atau 21 Januari
Dari 12 Khi (pedoman peredaran
matahari) tersebut, terdapat 4 Khi yang sangat penting dan merupakan hari
yang langsung menyatakan Titik Balik Matahari :
1.
Chun Hun
Pertengahan
Musim Semi; 21 Maret, pada saat ini matahari berada di garis khatuistiwa
Lintang 0o, disebut pula Spring Soltice, titik balik matahari
pada musim semi.
2.
He Cik
Puncak atau Pertengahan Musim Panas; 21 atau 22 Juni, pada saat
ini matahari berada pada garis balik 23 ½o Lingtang Utara, disebut
juga Summer Soltice, titik balik matahari pada musim panas.
3.
Chiu Hun
Pertengahan Musim Gugur; 23 atau 24
September. Pada saat ini matahari kembali ke garis khatulistiwa atau garis
lintang 0o , disebut juga Autumn Soltic; titik lintasan
matahari pada musim gugur.
4.
Tang Cik
Pertengahan
Tengah Musim Dingin; 22 Desember. Pada saat ini matahari berada pada 23 ½o
Lintang Selatan. Sehingga pada daerah
subtropis utara bermusim dingin dan matahari lewat saat tersebut
berangsur-angsur berkurang oleh karena itu disebut Tang Cik atau tengah
musim dingin, dinamai pula Winter Soltice, titik balik matahari pada
musim dingin.
Adanya 12 Khi diatas membuktikan bahwa Khongcu
Lik berdasarkan pada perhitungan peredaran matahari sehingga kurang tepat
jika ada yang beranggapan bahwa penanggalan Imlik hanya pada peredaran bulan.
Berdasarkan
titik pandang pada iklim subtropis bagian utara maka pembagian musim dalam setahun
dapat dibagi atas 4 musim, antara lain:
1.
Musim Semi
Dimulai
sejak tanggal 4 Februari (Liep Chun), sampai Kok Hi tanggal 20
April.
2.
Musim Panas
Dimulai
sejak tanggal 5 Mei (Liep He), sampai Tai Si tanggal 23 Juli.
3.
Musim Gugur
Dimulai
sejak tanggal 7 Agustus (Liep Chiu) sampai Sing Kang; Hujan
Salju, 23 Oktober.
4.
Musim Dingin
Dimulai
sejak tanggal 7 November (Liep Tong) sampai dengan saat Tai Han;
Dingin Menyeluruh tanggal 20 januari.
Jarak antara musim semi dengan musim yang lain adalah
sekitar 15 hari, yang juga dikenal dengan masa peralihan sehingga tiap musim
berikut masa peralihan akan terdiri atas 91 atau 92 hari. Dengan kata lain tiap
musim lamanya 3 bulan terdiri atas peredaran bumi yang mengelilingi matahari
serta peredaran matahari yang melintasi garis khatulistiwa atau lintang 0o
maupun saat matahari pada garis lintang 23 ½ o Lintang Utara yang
dikenal dengan istilah garis balik utara dan 23 ½ o Lintang Selatan.
Perhitungan
ini juga menggunakan Thian Kan dari Tee Ci yang berjumlah 60,
tapi untuk mempermudah perhitungan Thian Kan jarang dipakai, hanya Tee
Ci yang sering dipakai.
Satu
hari (24 jam) dibagi menjadi 12 saat (Sie) dengan memakai nama 12 shio.
Tiap saat atau Sie yang lamanya 2 jam dibagi menjadi 3 x 40 menit.
Ke-12 bagian waktu/ sie adalah sebagiai berikut:
a.
Cu Si : jam 23.00 – 01.00
b.
Thio Si : jam 01.00 – 03.00
c.
In Si : jam 03.00 – 05.00
d.
Bauw Si : jam 05.00 – 07.00
e.
Sin Si : jam 07.00 – 09.00
f.
Ci Si : jam 09.00 – 11.00
|
g.
Ngo Si : jam 11.00 – 13.00
h.
Bi Si : jam 13.00 – 15.00
i.
Sien Si : jam 15.00 – 17.00
j.
Yu Si : jam 17.00 – 19.00
k.
Sut Si : jam 19.00 – 21.00
l.
Hay Si : jam 21.00 –
23.00
|
[1]
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0202/15/IPTEK/imle30.htm
[2] Hendrik Agus Winarso, Mengenal Hari
Raya Konfusiani, Semarang: Efektif & Harmonis, 2000, hlm. 55
[3] Ibid. hlm.
27-29
[4] Ibid. hlm.
31-33
[5] Op. cit. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0202/15/IPTEK/imle30.htm
[6] Loc. cit. hlm. 55
[7] Ibid.
hlm. 55-57
[8] Ibid.
hlm. 32-33
[10]
Shofiyulloh, Mengenal Kalender Luni Solar di Indonesia, Malang: Ponpes. Miftahul
Huda, 2005, hlm. 17
[11]
Op. cit. Hendrik Agus Winarso,
hlm. 36
[12]
Ibid. hlm. 37-42
[13]
http://www.gemintang.com/ramalan-nasib-jodoh-masa-depan/shio-china/
[14]
Op. cit. hlm. 43-44
[15]
Ibid. hlm. 44-51
[16]
Ibid. hlm. 51-52
[17]
Ibid. hlm. 52-53
No comments:
Post a Comment