A. Sejarah
Penanggalan Masehi
Kaleder Romawi
yang telah berlaku berabad-abad lamanya yang berpindah tangan dari bangsa ke
bangsa, serta mengalami perubahan-perubahan dan perbaikan yang terus -menerus,
menuru tingkat ilmu pengetahuan bangsa yang menerimanya.
Sistem kalender Masehi (Gregorian) yang sekarang digunakan, berakar
dari sistem kalender Julian yang merupakan perbaikan sistem kalender
(penanggalan) Romawi. Reformasi kalender ini dilakukan Julius Caesar pada tahun
45 SM dengan bantuan seorang ahli matematika dan astronomi Alexandria yang
bernama Sosigenes, dengan mempergunakan panjang satu tahun syamsiah = 365,25
hari. Sistem kalender ini kemudian terkenal dengan sistem kalender Julian.[1]
Penanggalan
Masehi atau Miladi diciptakan dan diproklamirkan penggunaannya dengan Numa
Pompilus pada tahun berdirinya kerajaan Roma tahun 753 SM. Penaggalan ini
berdasarkan pada perubahan musim sebagai akibat peredaran semu matahari, dengan
menetapkan panjang satu tahun berumur 366 hari. Bulan pertamanya Maret, karena
posisi matahari berada di titik Aries itu terjadi pada bulan Maret.
Kemudian pada
tahun 46 SM, menurut penanggalan Numa sudah bulan Juni, tetapi posisi matahari
sebenarnya baru pada bulan Maret, sehingga oleh Yulius Caesar, penguasa
kerajaan Romawi, atas saran dari ahli astronomi Iskandaria yang bernama
Sosigenes diperintahkan agar penanggalan Numa tersebut diubah dan disesuaikan
dengan posisi matahari yang sebenarnya, yaitu dengan memotong penanggalan yang
sedang berjalan sebanyak 90 hari dan menetapkan pedoman baru bahwa satu tahun
itu ada 365.25 hari. Bilangan tahun yang tidak habis dibagi empat sebagai tahun pendek (Basitoh) berumur 365
hari, sedangkan bilangan tahun yang habis di bagi empat adalah tahun
panjang (Kabisat) berumur 366 hari, selisih
satu hari ini diberikan pada urutan bulan yang terakhir (waktu itu), yakni
bulan Februari. Penanggalan hasil koreksian ini kemudian dikenal dengan Kalender Yulius atau Kalender Yulian.[2]
Kalender Romawi ini hanya berumur 10 bulan yaitu: Martius (Maret), Aprilis (April), Maius (Mei),
Junius (Juni), Quintilis (Juli), Sextilis (Agustus), September
(September), October (Oktober), November (Nopember), December
(Desember). Berkembang di Romawi
sebelum Julius Caesar di kota Antium dan sekitar tahun 700 SM terjadi
penambahan menjadi 12 bulan. Nama-nama bulan pada waktu itu yaitu: Martius (31),
Aprilis (29), Maius (31),
Iunius (29), Quintius (31),
Sextilis (29), September (29),
October (31), November (29),
December (29), Ianuarius (29),
Februarius (28). Seperti halnya dengan pemberian
nama hari, pemberian nama bulan pada tarikh yang kemudian menjadi tarikh Masehi
ini ada kaitannya dengan DEWA bangsa Romawi. Contoh: bulan Martius mengambil
nama Dewa Mars, bulan Maius mengambil nama dewa Maia dan bulan Junius mengambil
nama Dewa Juno. Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, Oktober,
November & December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan
susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, september
bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh. Adapun
nama bulan Aprilis diambil dari kata Aperiri, sebutan untuk cuaca yang nyaman
di dalam musim semi.[3]`
Baru kemudian pada waktu Dewan Gereja bersidang
yang pertama kalinya pada bulan Januari, maka mulai saat itu bulan Januari
ditetapkan sebagai bulan yang pertama dan bulan yang terakhir adalah Desember.
Sistem ini dikenal dengan nama sistem
Yustinian.
Meskipun sudah
diadakan koreksi dan perubahan, namun ternyata kalender Yulian masih lebih
panjang 11 menit 14 detik dari titik musim yang sebenarnya, sehingga sebagai
akibatnya kalender itu harus mundur 3 hari setiap 400 tahun.
Pada tahun 1582
ada hal yang menarik perhatian, yaitu saat penentuan wafat Isa Al-masih, yang
diyakini oleh orang-orang Masehi bahwa peristiwa itu jatuh pada hari Minggu
setelah bulan purnama yang selalu terjadi segera setelah matahari di titik
Aries (tanggal 21 Maret). Tetapi pada waktu itu mereka memperingatinya tidak
lagi pada hari Minggu setelah terjadi bulan purnama setelah matahari di titik
Aries, namun sudah sudah beberapa hari berlalu.
Hal demikian
mengetuk hati Paus Gregorius XIII untuk mengadakan koreksi terhadap system
penanggalan Yustinian yang sudah berlaku agar sesuai dengan posisi matahari
yang sebenarnya.
Atas saran Klafius (ahli perbintangan), pada
tanggal 4 Oktober 1582 Paus Gregorius XIII memerintahkan agar keesokan harinya
tidak dibaca 15 Oktober 1582 dan ditetapkan bahwa peredaran matahari dalam satu
tahun itu 365.2425 hari, sehingga ada ketentuan baru, yaitu angka tahun yang
tidak habis dibagi 400 atau angka abad yang tidak habis dibagi 4 adalah tahun
Basithah (365 hari). Serta ditetapkan bahwa tahun kelahiran Isa al-Masih
dijadikan sebagai tahun pertama.
Dengan demikian setiap 4 tahun merupakan satu
siklus (1461 hari). Sistem penanggalan ini dikenal dengan Sistem Gregorian. System Gregorian inilah yang berlaku sampai
sekarang ini.
Setiap tahun ada
12 bulan, yaitu Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, Oktober, November, Desember. Bulan ke 1, 3, 5, 7, 8, 10, dan 12
masing-masing berumur 31 hari, sedang lainnya berumur 30 hari, kecuali bulan ke
2 (Februari) bermur 28 hari pada tahun Basithah (pendek) dan berumur 29 hari
pada tahun Kabisat (panjang).[4]
B.
Perhitungan Tahun Masehi
1.
Tahun Sideris (Tahun Bintang)
Sebagaimana telah diketahui bahwa tahun
Syamsiah/Masehi itu didasarkan pada peredaran semu matahari pada
ekliptiknyasepanjang tahun. Matahari bergeser disepanjang ekliptika itu di
antara bintang-bintang yang bertaburan sepanjang lingkaran ekliptika matahari
itu. Gugusan-gugusan bintang itu dinamai dengan zodiak atau buruj. Sesuai
dengan namanya, maka sebagian dari bintang-bintang itu terdiri dari nama-nama
hewan (zoo=hewan). Ekliptika matahari tersebut dibagi atas 12 zodiak yang
besarnya masing-masing zodiak adalah 300 yang ditempuh oleh matahari dalam
waktu sebulan, dengan arah pergeseran pada ekliptika adalah dari barat ke
timur, atau berlawanan dengan putaran semu hariannya, yaitu dari Timur ke
Barat.
Jika salah satu di antara bintang-bintang pada
lingkaran ekliptika ini kita ambil sebagai titik permulaan bergesernya
matahari, maka tatkala matahari itu kembali lagike titik permulaan tadi,
berarti matahari telah menempuh penuh sekali putar pada lingkaran ekliptika
yang besarnya 3.600 bintang, lamanya 365,25636 hari = 365 hari 6 jam 9 menit 9
detik.[5]
2.
Tahun Tropis (Tahun Musim)
Menurut penelitian para ahli Astronomic
telah mengetahui bahwa titik Aries (Titik musim bunga) yaitu salah satu di
antara dua titik perpotongan lingkaran ekliptika dengan equator langit,
melakukan pergeseran pada lingkaran ekliptika dengan yang lamanya 26.000 tahun
skali putar penuh. Jadi satu tahun ditempuh hanya 0’50’’ saja.pergeseran ini
disebut pressessi titik Aries. Sebabnya karena titik Aries itu berputar dengan
arah Timur ke Barat (Positif), sedangkan matahari bergeser dengan arah Barat ke
Timur (Negatif), maka titik Aries pun bergeser seolah-olah menyongsong
kedatangan matahari, maka titik tempat berimpitmya matahari dengan titik Aries
tidak tetap, melainkan bergeser pula sejauh 0’0’50’’ = 0,01396 pada busur
ekliptika tiap tahun dengan arah positif. Maka waktu yang berlangsung antara
dua kedudukan matahari yang sama dan berturut-turut terhadap titik Aries
adalah:
360 x 365,25636 hari = 365,24220 hari
360+0,01396
= 365 hari, 5 jam 48 menit 46 detik.
Jadi
perbedaan panjang tahun dengan tahun tropis = 365,25636 hari – 365,24220 hari =
0,001416 hari = 20 menit 23 detik setiap tahun. Inilah yang yang menjadi
kacaunya Yulian 5 Jam 48 menit 46 detik. Jadi perbedaan panjang tahun Syderis
dengan tahun tropis = 365,25636 hari – 365,24220 hari = 0,001416 hari = 20
menit 23 detik setiap tahun. Inilah yang menjadi kacaunya tahun Yulian, yang
kemudian diperbaiki oleh Greogorius XIII setelah 16 abad lamanya.[6]
C.
Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi[7]
Melakukan perhitungan untuk menentukan
hari dan pasaran untuk tiap-tiap awal bulan masehi. Perhitungan untuk mencari
hari dan pasaran ini dapat dilakukan dengan beberapa cara; Antara lain:
1.
Ketentuan Umum
a. 1 tahun masehi = 365 hari (basithoh),
februari = 28 hari atau 366 hari (kabisat), februari = 29 hari.
b. Tahun kabisat adalah bilangan tahun
yang habis dibagi 4 (misalnya 1992, 1996, 2000, 2004), kecuali bilangan abad
yang tidak habis dibagi 4 (misalnya 1700, 1800, 1900, 2100 dst), selain itu
adalah basithoh
c. 1 siklus = 4 tahun (1461 hari).
d. penyesuaian akibat anggaran Gregorius
sebanyak 10 hari sejak 15 oktober 1582 M serta penambahan 1 hari pada setiap
bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak
tahun 1900 sampai 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10 + 3).
2.
Menghitung Hari dan Pasaran
Menghitung hari dan pasaran pada
tanggal 1 januari suatu tauhn dengan cara:
a.
Tentukan tahun yang akan dihitung
b.
Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan
dikurangi satu.
c.
Hitung berapa siklus selama tahun tam tersebut, yakni
interval (tahun tam : 4)
d.
Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut
e.
Hitung berapa hari selama siklus yang ada, yakni siklus x 1461
hari
f.
Hitung berapa hari selama tahun kelebihan tersebut, yakni
kelebihan tahun x 365 hari atau 1 tahun = 365 hari, 2 tahun = 730 hari, 3 tahun
= 1095 hari, 4 tahun = 1461 hari.
g.
Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (tanggal 1
januari)
h.
Kurangi dengan koreksi Gregorian, yakni 10 + … hari
i.
Jumlah hari kemudian dibagi 7, selebihnya dihitung mulai
hari sabtu atau 1 = sabtu, 2 = ahad, 3 =senin, 4 = selasa, 5 = rabu, 6 = kamis,
7 = jum’at, 0 = jum’at
j.
Jumlah hari kemudian dibagi 5, selebihnya dihitung mulai
pasaran kliwon atau 1 = kliwon, 2 = legi, 3 =pahing, 4 = pon, 5 = wage, 0 =
wage.
D.
Contoh Perhitungan
Tanggal
1 januari 2004 M
Waktu
yang telah dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari atau 2003 : 4 = 500 siklus, lebih
3 tahun, lebih satu hari.
500
siklus = 2003 tahun x
1461 hari = 730500 hari
3
tahun = 3 x 365
hari = 1095 hari
1
hari
= 1 hari
Jumlah = 731596 hari
Koreksi Gregorius = 10 + 3 =
13 hari
Jumlah
= 731583 hari
731583 : 7 = 104551, lebih 6 = kamis,
(dihitung mulai sabtu)
731583 : 5 = 146316, lebih 3 = Pahing,
(dihitung mulai kliwon)
Jadi tanggal 1 januari 2004 jatuh pada
hari kamis pahing.
Setelah hari dan pasaran pada tanggal 1
januari pada suatu tahun sudah diketahui, maka untuk menentukan hari dan
pasaran pada tanggal 1 bulan-bulan berikutnya, dapat digunakan jadwal berikut
ini, tetapi harus diketahui tahun yang dicari itu tahun kabisat atau basithoh.
Berikut jadwal yang dimaksud.
Bulan
|
Basithoh
|
Kabisat
|
||
Hari
|
Pasaran
|
Hari
|
Pasaran
|
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
1
4
4
7
2
5
7
3
6
1
4
6
|
1
2
5
1
1
2
2
3
4
4
5
5
|
1
4
5
1
3
6
1
4
7
2
5
7
|
1
2
1
2
2
3
3
4
5
5
1
1
|
[1]
Shofiyyullah, Mengenal Kalender Masehi, Malang: Pondok Pesantren Miftahul Huda,
2006, hlm. 12
[2] Muhyiddin Khazin, Ilmu falak Dalam Teori dan
Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004, hlm. 105-106
[3] http://kajian-agama.blogspot.com/2010/10/sejarah-panjang-tarikh-gereja-masehi.html
[4]
Ibid, Muhyiddin Khazin, hlm. 106-107
[5]
Op. Cit. M. Yusuf Harun, Pengantar Ilmu
Falak, Banda Aceh : Pena, 2008, hlm. 81-82
[6]
Ibid, hlm. 82-83
[7]
Op. Cit, Muhyiddin Khazin, hlm.
105-106
No comments:
Post a Comment